Pekanbaru, 14/1 (ANTARA) - Diperkirakan sekitar lima ekor harimau Sumatera (panthera tigris sumatrae) yang merupakan satu keluarga berkeliaran di sekitar permukiman warga Desa Tanjung Sari, Kecamatan Kuala Cenaku, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhu), Riau akibat banjir dan kerusakan di habitatnya. "Jumlah harimau yang berkeliaran lima ekor terdiri dari dua anak, dua induk betina dan satu induk jantan. Sepertinya mereka masih satu keluarga," kata Kepala Bidang Wilayah I Rengat Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Edi Susanto, di Pekanbaru, Kamis. Satwa liar tersebut mulai berkeliaran di Desa Tanjung Sari sejak Desember lalu. Sebabnya, lanjut Edi, adalah alih fungsi hutan yang menjadi habitat harimau di daerah tersebut menjadi kebun akasia milik perusahaan pemegang izin hutan tanaman industri (HTI). Selain itu, banjir yang terus terjadi di Kabupaten Inhu menyebabkan satwa liar tersebut kesulitan mencari makan sehingga mereka bergerak ke arah permukiman warga. "Tapi sejauh ini mereka belum menyerang manusia, baru memakan anjing liar dan babi," katanya. Menurut dia, tim BKSDA telah turun ke lokasi tersebut namun tidak bisa melakukan penggiringan ke hutan karena terkendala banjir. "Belum ada rencana penangkapan harimau tersebut karena memang daerah tersebut habitatnya. Mau diusir dan digiring masuk ke dalam hutan lagi juga susah karena habitatnya sudah rusak," kata Edi. Ia mengatakan satwa yang mulai punah ini tidak bisa kembali ke dalam hutan karena jalurnya jelajahnya banyak yang tergenang banjir. "Jadinya ya mereka tetap berkeliaran di daerah yang lebih kering," katannya. Kepala Desa Tanjung Sari Misnanto mengatakan keberadaan hewan buas itu telah meresahkan warga selama sebulan terakhir. Selain warga sering menemukan jejak-jejak harimau di ladang, warga juga sempat menemukan kotoran harimau di dekat surau di desa tersebut. "Warga takut beraktivitas di luar rumah, terutama di malam hari," ujarnya. Daerah Kualau Cenaku termasuk dalam blok hutan rawa gambut Kerumutan merupakan salah satu habitat terbesar harimau Sumatra di Riau. Namun, kondisinya saat ini mengkhawatirkan berubah fungsi menjadi HTI dan perkebunan kelapa sawit.