Pekanbaru (Antarariau.com) - Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau mengharapkan, Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) berupa dinas kebudayaan di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau segera terwujud.
"Kita dari LAM mendorong berdirinya instansi ini (dinas kebudayaan), supaya kekayaan kultural yang ada dapat diperjuangkan," ucap Ketua LAM Riau, Al Azhar di Pekanbaru, Senin.
Hal tersebut disampaikannya memiliki gelar Datuk Sri Amanah Adat dalam sambutan, ketika menggelar acara tepuk tepung tawar serta doa keselamatan bagi Ketua DPRD Riau Septina Primawati.
Acara itu dihadiri sejumlah pejabat dan mantan pejabat seperti Asisten III Setdaprov Riau Kasiarudin mewakili gubernur Riau, mantan Mendagri Syarwan Hamid bergelar Datuk Lela Setia Negara dan mantan Gubernur Riau Saleh Djasit bergelar Datuk Sri Amanah Negeri.
Al Azhar mengatakan, dalam rancangan peraturan daerah terutama organisasi perangkat daerah khusus di pemerintah provinsi terjadi perubahan SOTK seperti penggabungan badan atau dinas.
Dulunya, lanjutnya, lembaga mengurusi masalah keberagaman budaya di Riau tergabung menjadi satu yakni Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau.
Tetapi terakhir dipisah sejak dijabat oleh Pelaksana tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman karena menganggap budaya Melayu sebagai induk kian luntur.
"Kekuatan kultural yang ada di Riau bisa lebih terangkat lagi, jika dinas kebudayaan telah disahkan," tegasnya.
Pemprov Riau secara serius ingin memecah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, walau belum mendapatkan titik terang.
Setelah berkonsultasi dengan pihak kementerian terkait pembentukan SOTK baru, maka pemprov disarankan harus menunggu perubahan peraturan pemerintah.
"Untuk saat ini, kementerian belum menyarankan. Tapi nanti, kita lihat pada Oktober mendatang," ujar Kepala Bagian Produk Hukum Biro Hukum Setdaprov Riau, Elly Wardhani.
Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman saat masih menjabat sebagai Plt mengatakan, pihaknya akan segera menginisiasi dibentuknya Dinas Kebudayaan Provinsi Riau dalam waktu dekat ini.
Andi sapaan akrabnya berujar, pembentukan dinas kebudayaan sesuai visi dan misi Riau 2020 dengan tetap memelihara dan melestarikan budaya Melayu sebagai induk di provinsi itu.
"Ini sebenarnya sesuai dengan tagline yang kita lahirkan pada ulang tahun Riau ke-58 lalu yakni Riau The Homeland of Melayu," ungkap Andi.