Pekanbaru, (Antarariau.com) - Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, menyatakan saat ini 49 dari 50 unit bus bantuan Kementerian Perhubungan tiba di wilayah setempat, dan hanya satu yang kini belum datang karena alami kendala.
"49 bus yang kami jemput dari Malang telah sampai, satu lagi masih dalam perjalanan, sore ini sampai. Ada kendala sedikit kemarin," kata Kepala UPT Pengelolaan Angkutan Perkotaan (PAP) Dishubkominfo Pekanbaru Wisnu Harryanto di Pekanbaru, Rabu.
Wisnu menjelaskan saat ini 49 unit bus hibah tersebut itu diparkirkan di Terminal Bandar Raya Payung Sekaki (BPRS).
Wisnu menyebutkan, Pemerintah Kota Pekanbaru (Pemko) memperoleh bantuan 50 unit bus hibah dari Kementerian Perhubungan sebagai keberhasilan memperoleh penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) secara bertutut-turut.
Bantuan 50 bus kali ini yang kedua kali setelah ditahun 2012, Pemkot juga mendapat 20 unit bus ukuran besar dari Kemenhub.
Wisnu bercerita untuk penjemputan 50 unit bus dibutuhkan biaya Rp600 juta yang dianggarkan dari APBD Pekanbaru.
"Biaya itu untuk TNKB dimana Rp15 juta/bus. Artinya biaya TNKB keseluruhan bus itu sebesar Rp750 juta," katanya merinci.
Saat ditanya mengenai kapan pengoperasian bus hibah itu, Wisnu menambahkan akan diupayakan awal Juni atau Juli, namun sebelum dioperasikan pihaknya akan melakukan serah terima dari pihak ketiga yang melakukan penjemputan bus.
"Nanti akan ada dulu proses serah terima dari pihak ketiga yang melakukan penjemputan," katanya lagi.
Terkait bus yang mengalami kerusakan, ia menambahkan, saat ini telah diperbaiki oleh pihak ketiga karena berdasarkan perjanjian menjadi tanggung jawab mereka.
"Bus yang mengalami kerusakan telah diperbaiki pihak ketiga, karena itu tanggung jawab mereka," tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Kota Pekanbaru, segera mengoperasikan 50 unit bus "aglomerasi", guna melayani Sistem Angkutan Umum Massal wilayah tersebut pada Rute "Pekansikawan".
Menurut Wali Kota Pekanbaru, Firdaus, bus ini akan ditempatkan untuk mengisi rute perbatasan dan antar Kabupaten di Pekanbaru. Khususnya yang menghubungkan Pekanbaru, Siak, Kampar dan Pelalawan ("Pekansikawan")