Band Gendul Garap Puisi Karya Penyair Sudah Wafat jadi Lagu

id band gendul, garap puisi, karya penyair, sudah wafat, jadi lagu

Band Gendul Garap Puisi Karya Penyair Sudah Wafat jadi Lagu

Oleh Nella Marni

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Band Gendul "Generasi Dulu" menggarap dan mengangkat puisi-puisi hasil sastrawan lama menjadi sebuah lagu yag dibawakan dengan nuansa berbeda dari grup lainnya.

"Kami tidak seperti band-band pada umumnya, karena lirik-lirik lagu kami mengritisi sesuatu, baik itu seseorang ataupun yang lainnya. Selain itu kita mencoba mengupas dan mengangkat puisi-puisi dari penyair yang sudah wafat," ujar Vokalis Gendul, yang akrab dipanggil Gedoi, di Pekanbaru, Sabtu.

Lebih lanjut dikatakan Gedoik bahwa Gendul merupakan singkatan dari Generasi Dulu. Artinya, mereka membawakan puisi-puisi dari penyair lama yang kini mulai dilupakan oleh anak muda saat ini. Selain itu, grup band ini membawakan lagu dengan cara musikalisasi puisi yang sudah menjadi ciri khasnya.

"Kita mencoba mengangkat puisi-puisi lama menjadi lagu, tujuannya agar karya-karya mereka tetap didengar oleh generasi-generasi muda sekarang," ucapnya.

Band yang digandrongi oleh tujuh orang personil ini merupakan mahasiswa-mahasiswa Akademi Kesenian Melayu Riau (AKMR). Diantaranya Salim, Saho, Okto, Mizan, Adikayu, Awang, dan Gedo ini menyalurkan hobi teater dan musiknya dengan membentuk grup band pada 21 April 2105 yang lalu.

Sementara itu personil Gendul yang lainnya mengatakan bahwa mereka sering tampil di kampus-kampus yang ada di kota Pekanbaru, Bangkinang dan Kampar. Kemudian dalam waktu dekat ini diinformasikannya, band tersebut akan nampil di Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau dan kota Dumai pada 14 Mei di acara kenduri puisi.

"Tidak hanya itu, kami Gendul saat ini sedang mencari link untuk bisa tampil di luar Riau, agar bisa lebih mengepakkan sayap dan membesarkan nama Gendul lagi," ucap Agus Salim.

Kemudian di usianya yang sudah satu tahun ini para personil berharap Gendul bisa terus berjalan dan awet sampai tua nanti. Selain itu selalu mengeluarkan karya-karya yang lebih mengkritisi. Mereka juga berharap Gendul bisa punya album akhir tahun ini.

Awang selaku pembaca puisi juga berharap Gendul bisa tetap konsisten dengan ciri khasnya membawakan lagu dengan cara musikalisasi puisi. Selain itu karya-karya anak muda tersebut bisa diterima oleh masyarakat dan bermanfaat untuk generasi muda.

"Harapan saya di satu tahun Gendul ini, tetap konsisten pada musikalisasi puisi, serta karya-karya kami bisa diterima oleh masyarakat dan bermanfaat untuk generasi muda," tutur Awang.

Karya-karya yang dibawakan oleh grup band ini diantaranya, bunga dan tembok karya Wiji Tukul, akan berpisah jua kita akhirnya Jakarta dari Edi Ruslan P. Amanriza dan karya Idrus Tintin berjudul burung waktu.

Tidak hanya itu, mereka juga sudah memiliki karya sendiri yang diciptakan oleh salah satu personil Gendul, diantaranya, Ciptaan, impian dan rindu sejagat raya.