Pekanbaru, (Antarariau.com) - Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru menyebutkan saat ini usulan pelaksanaan pengasapan atau "fogging" oleh petugas kesehatan di wilayah yang terjangkit Demam Berdarah Dengue meningkat sehingga harus terjadi antrean dan masuk daftar tunggu .
"Tenaga kami terbatas jumlah alat fogging juga," ungkap Kadinkes Pekanbaru, Helda S Munir, di Pekanbaru.
Helda menyebutkan, akibat meningkatnya kasus DBD di seluruh Kelurahan Pekanbaru, membuat permintaan fogging membludak sehingga diberlakukan daftar tunggu (waiting list).
Ia menerangkan jumlah kasus DBD terus meningkat, karena tahun ini memang siklus lima tahunan penyakit yang bisa menyebabkan kematian ini.
Sebagai gambaran, data Diskes Pekanbaru mencatat selama tahun 2015 sudah ada 516 warga yang terjangkit DBD.
"Memasuki pekan pertama tahun 2016 ada 36 kasus," tutur Helda.
Sesuai aturan terangnya lagi, jika disatu wilayah ada minimal dua orang positif terjangkit DBD, maka akan dilakukan fogging, guna membunuh induk nyamuk/nyamuk dewasa dengan radius 100 meter persegi.
Makanya untuk merealisasikan hal itu, ujar Helda pihaknya sudah membuat jadwal fogging pada setiap titik wilayah yang ada pengaduannya masuk ke Dinkes.
"Saat ini tiap hari petugas fogging pada dua titik," bebernya.
Namun Helda mengakui pihaknya pada awal tahun ini sedikit kewalahan, terkait obat dan biaya operasional fogging. Karena APBD Pekanbaru 2016 belum bisa digunakan. Sementara permintaan terus berjalan.
"Obat fogging itu Malathion 96TC jumlahnya kini terbatas, alat foggingnya juga. Makanya jika ada warga yang tidak sabar dengan daftar tunggu bisa melakukan fogging mandiri diwilayahnya. Diskes siap membantu obat," saran Helda.
Namun diatas semua proses itu, Helda mau menekankan, fogging bukanlah satu-satunya cara untuk membunuh nyamuk.
Banyak cara lain untuk memberantas sarang nyamuk khususnya aedes aegypty sebagai vektor penyebar virus DBD. Yakni dengan bersih-bersih.
"Justru kalau sikit-sikit di fogging nyamuk akan kebal dan resisten terhadap racun, dan suatu saat tidak bisa dimusnahkan lagi," terangnya.
Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang sudah dicanangkan dan disosialisasikan tiap saat oleh pemerintah harus tertanam di jiwa tiap insan. Dengan demikian maka diri sendiri dan lingkungan akan terhindar dari berbagai penyakit.
Sekedar informasi, Dinkes Kota Pekanbaru mencatat ada 36 kasus DBD dalam pekan pertama 2016. Kecamatan Payung Sekaki menjadi wilayah paling banyak terjadi dengan 8 kasus. Disusul Kecamatan Tampan, dengan 7 kasus, Senapelan ada 5, Sukajadi dan Pekanbaru kota masing-masing 4.
Sejarah juga mencatat trend DBD tiap tahun meningkat, pada tahun 2014 lalu, di Pekanbaru wilayah endemis DBD hanya terjadi di 34 Kelurahan,
sedangkan tahun 2015 meningkat menjadi 40 Kelurahan yang endemis DBD. ?Kemungkinan di 2016 jumlah wilayah yang endemis DBD akan bertambah banyak lagi dari 58 Kelurahan yang ada.
Berita Lainnya
Permintaan Fogging Terus Meningkat, Dinkes Pekanbaru Kekurangan Obat Malation
29 February 2016 23:25 WIB
2.900 orang di Pekanbaru menderita HIV/AIDS
29 December 2023 21:00 WIB
Satgas sebut Kasus aktif COVID-19 di Palembang meningkat jadi 1.901 orang
11 February 2022 7:31 WIB
Pekanbaru catat peningkatan kasus TB sebanyak 13.360 orang selama 2021
09 February 2022 6:45 WIB
Stok menipis antrean permintaan vaksin di Pekanbaru meningkat
06 May 2021 7:02 WIB
Pasien sembuh COVID-19 di Meranti kembali meningkat
12 October 2020 17:19 WIB
Kasus DBD Meningkat 100 Persen, Ini Imbauan Dinkes Pekanbaru
03 January 2016 12:48 WIB
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB