Banjir Luapan Sungai Kuantan, Bocah 5 Tahun Tenggelam di Sawah

id banjir luapan, sungai kuantan, bocah 5, tahun tenggelam, di sawah

Banjir Luapan Sungai Kuantan, Bocah 5 Tahun Tenggelam di Sawah

Kuantan Singingi, (Antarariau.com) - Masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau berduka akibat meluapnya Sungai Kuantan menyebabkan banjir membawa petaka bagi keluarga pasangan Bambang dan Rita yang harus rela kehilangan buah hatinya.

"Satu korban jiwa akibat air meluap di areal persawahan," kata Kepala Kepolisian Resort Kuantan Singingi, AKBP Edy Sumardi di Teluk Kuantan, Sabtu.

Kapolres mengatakan, warga Dusun Cengkeh Desa Pulau Kopung, Kecamatan Sentajo Raya, Kuantan Singingi (Kuansing) kehilangan anak bernama Muhammad Nizam berumur lima tahun, tenggelam di lahan persawahan yang digenangi air.

Kejadian pada Jumat 8 Januari 2016 siang berkisar pukul 12.00 WIB, korban bersama dua temannya, Rafky dan Doni mandi di areal persawahan yang ada di desa tersebut yang dipenuhi oleh air akibat banjir meluapnya sungai dan kurang berfungsinya irigasi.

"Korban tidak bisa berenang dan air sawah cukup dalam hingga membuat Nizam tenggelam," sebut Kapolres.

Kepala Sub bagian Humas Polres Kuansing Iptu Musabi menambahkan, melihat korban tenggelam, kedua temannya tidak bisa menolong, namun secepatnya memberi tahu kejadian itu kepada masyarakat setempat dan Kepala Desa, setelah itu warga berbondong - bondong mencari korban untuk diselamatkan.

"Berkisar pukul 13.00 WIB, korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa," ujarnya.

Salah satu warga Kuansing Hadi (50) mengatakan, sungai Batang Kuantan penuh, meluapkan air ke sejumlah pemukiman penduduk dan areal pertanian masyarakat hingga kondisi terlihat seperti danau buatan.

"Sejumlah tempat sudah terendam, akibatnya buka saja petani tidak bisa turun ke ladang, tetapi siswa tidak bisa ke sekolah tepat waktu," ujarnya.

Menurut dia, penyebab banjir itu bukan saja aliran sungai banyak yang tersumbat akibat usaha penambang emas liar tak berizin, juga karena banyaknya penebangan pohon di daerah hutan khususnya aliran sungai tidak sesuai prosedur.

Pemerintah Daerah Kuansing harus peka terhadap kejadian ini, setidaknya memberikan bantuan, mendirikan Posko dan bahkan menghukum berat ulah sekolompok orang yang tidak bertanggungjawab melakukan aktivitas ilegal.

"Baru banjir beberapa hari satu korban nyawa, jika banjir berlanjut bisa ada korban lain," ujarnya.