"Saya menyambut baik pengembangan N219 oleh industri penerbangan dalam negeri. N219 hadir dari Indonesia untuk Indonesia," kata Presiden Joko Widodo dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Menteri Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan pada penampilan perdana pesawat itu.
Dalam sambutan tertulisnya, Presiden juga mendorong agar industri pesawat transport nasional yang karya anak bangsa itu untuk selain bisa mempercepat konektivitas daerah terpencil juga bisa bersaing dan menembus pasar dunia.
Presiden menyatakan kehadiran pesawat terbang N219 juga diharapkan bisa mempercepat konektivitas dan menghubungkan Nusantara. Pesawat itu juga memperkuat visi kompetisi dunia penerbangan.
Lebih lanjut disebutkan pesawat multi fungsi N219 itu dari Indonesia untuk Indonesia yang dirancang dan disesuaikan dengan kondisi landasan udara di Indonesia timur. Menghubungkan daerah terpencil di Indonesia secara efesien dan harga bersaing.
Pada amanatnya Presiden mendorong semua pihak untuk memberikan dukungan dan perhatian dengan cermat bagi N219. Masukan dan koordinasi terus dilakukan dengan PTDI sehingga perusahaan dirgantara nasional itu terus menghasilkan produk pesawat yang baik dan aman.
Penampilan perdana pesawat yang dicat putih itu ditandai dengan pemecahan kendi oleh Menkopolhukkam. Pesawat hasil karya insinyur Lapan dengan PTDI itu kemudian ditarik keluar hanggar diiringi dengan lagu Padamu Negeri.
Pada kesempatan itu juga dipamerkan pesawat karya PTDI lainnya yakni CN-235, N250 dan N212.
Kemandirian penerbangan
Kepala Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) Thomas Djamaludin mengatakan penampilan perdana dan pemberian nama pesawat N219 memiliki dua pokok penting yakni pengembangan N219 bertujuan untuk membangun kemandirian industri pesawat terbang serta menjadi bagian dari kebangkitan kembali industri pesawat terbang nasional setelah Indonesia meluncurkan produk N250 pada 1995 yang menjadi awal dari ke bangkitan nasional.
Thomas menjelaskan pesawat N219 bertujuan membangun sumber daya manusia yang kuat, yang menguasai teknologi penerbangan mulai dari rancang bangun, proses sertifikasi hingga produksi.
"Tujuan utamanya untuk membangun kemandirian dalam industri penerbangan," katanya.
Meski tergolong pesawat kecil, namun kesederhanaan desain dan kompleksitas yabg tidak terlalu tinggi, N219 dapat dijadikan pembelajaran bagi para insinyur Lapan dan PTDI ini mampu menghasilkan pesawat transport yang sepenuhnua dirancang dan diproduksi oleh putra-putri Indonesia.
"Pesawat ini dirancang sesuai dengan kondisi daerah terpencil di -ndonesia, sehingga ditujukan untuk konektivitas daerah-daerah terpencil," katanya.
Pesawat itu bisa landing atau mendarat di landasan yang pendek dan terbang pada topografi yang berbukit, seperti medan di kawasan Papua.
Pesawat itu menurut Thomas menjawab permasalahan di wilayah itu, mampu terbang dengan landasan kurang dari 800 meter dan mampu bermanuver di daerah berbukit.
"Dengan demikian N219 cocok untuk konektivitas daerah terpencil," katanya.
Pada kesempatan itu, ia menyebutkan rancang bangun dan produksinya dilakukan seratus persen oleh engginer dalam negeri.
Perusahan maskapai penerbangan perintis PT Air Born akan memesan delapan unit pesawat N291 buatan Lapan dan PT Dirgantara Indonesia untuk memperkuat armada pesawatnya untuk melayani rute perintis dan carteran.
"Kami memesan delapan N219, mungkin pemesan pertama pesawat itu. Kami berharap pada 2017 sudah bisa mengoperasikan pesawat itu menggantikan pesawat yang ada saat ini," kata Direktur Utama PT Air Born Sazahan Mohamad Yassin pada pengenalan pertama pesawat N219 di Hanggar PT Dirgantara Indonesia Kota Bandung.
Menurut Sazahan pemesanan N219 itu merupakan bagian dari strategi perusahaan penerbangan itu untuk menangkap peluang bisnis pesawat carteran yang telah dijalaninya selama ini.
Ia menyebutkan, saat ini pihaknya telah mengoperasilan sebanyak enam unit pesawat jenis Twinn Otter yang sebagian besar dioperasikan dengan sistem carteran.
"Bisnis pesawat carteran ke depan kian prospektif, dan kami fokuskan untuk melayanai kebutuhan pertambangan maupun angkutan cargo," katanya.
Menurut dia, perusahaannya itu telah mendapatkan jaminan pembiayaan untuk pembelian pesawat terbaru produk PT Dirgantara Indonesia dan Lapan itu. Ia menyatakan sangat percaya dan yakin akan ketangguhan pesawat N219 itu.
"PTDI telah terbukti memberikan jaminan kualitas, keamanan dan kenyamanan terhadap produk pesawatnya, termasuk N219 saya yakin memiliki spesifik yang dibutuhkan untuk penerbangan perintis dan carteran," katanya.
Kepercayaan terhadap produk PTDI itu, kata dia antara lain setelah mencermati produk seperti CN235 dan N212 yang telah banyak digunakan banyak negara.
"N219 memiliki keunggulan kapasitas angkut, kelebihannya daya angkutan itu akan kami manfaatkan untuk menambah angkutan cargo," kata Sazahan Menambahkan.
Menurut rencana pesawat N219 akan terbang perdana pada awal tahun 2016 setelah roll out atau keluar hanggar untuk dipertunjukkan kepada masyarakat.