Kebakaran Pasar Suka Ramai Pekanbaru Jadi Tontonan

id kebakaran pasar, suka ramai, pekanbaru jadi tontonan

Kebakaran Pasar Suka Ramai Pekanbaru Jadi Tontonan

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Sudah 24 jam api melalap pasar Suka Ramai, Pekanbaru, Provinsi Riau, namun belum juga bisa dijinakkan sehingga jadi ajang tontonan masyarakat setempat yang menyebabkan lalu lintas di Jalan Sudirman persis depan ruko macet.

"Saya penasaran melihat status teman, ingin membuktikan apakah yang diposting sama dengan kenyataannya," kata Yanti (35 th) warga Jalan Mangga di Pekanbaru, Rabu.

Yanti menyebutkan, ia mendapat isu ada 17 korban jiwa yang hangus terbakar. Informasi inilah yang membuat rasa penasarannya bertambah lagi.

"Walau harus terjebak macet dan cuma bisa lihat dari seberang jalan," ujarnya.

Lain lagi dengan Hasni (45), ia beserta suami dan anaknya sengaja datang ke Pekanbaru, dari Air Tiris untuk berbelanja di Pasar Suka Ramai.

Namun niat itu terpaksa urung karena semua kios di ruko tersebut tutup akibat ada kebakaran.

"Saya kaget tadi pagi ada ramai-ramai, rupanya Suka Ramai terbakar. Tidak jadi belanja jadinya lihat-lihat proses pemadaman," bebernya.

Banyak lagi masyarakat lainnya yang memiliki keinginan sama, jumlahnya bahkan ratusan, baik yang sengaja jalan kaki datang untuk nonton kebakaran, maupun hanya sekedar lewat pakai sepeda motor lalu berhenti untuk menyaksikan si jago merah melalap lembar demi lembar bahan bangunan pasar.

Mereka seolah tidak menghiraukan dampak dari menonton musibah ini, setidaknya menyebabkan kemacetan, karena parkiran sepeda motor yang tidak semestinya di badan jalan mengganggu arus lalu lintas.

Belum lagi ancaman lain yang mungkin timbul dari TKP kebakaran, siapa tahu ada bahan yang mudah meledak, lalu melemparkan kepingan-kepingan, tentu rawan mengenai para warga yang menyaksikan kejadian ini, ujar warga lainnya.

Selain itu jelas juga akan membuat terganggunya petugas dan mobil pemadam kemakaran yang lalu lalang untuk memadamkan api.

Petugas kepolisian juga jumlahnya terbatas sehingga tidak sanggup menghalau warga yang berupaya mendekati lokasi hanya untuk sekedar nonton.

Berdasarkan pengamatan lapangan, polisi dibantu Satpol-PP mengamankan jalur-jalur rawan di lokasi kebakaran. Dengan cara menutup arus lalulintas dari arah A Yani ke Suka Ramai, serta mengatur pergerakan kendaraan yang macet.

Sebelumnya diberitakan, pasar Suka Ramai telah terbakar Selasa sore pukul 16.00 wib.

Wali Kota Pekanbaru Firdaus, begitu kejadian malam harinya bersama sejumlah pejabat Pemko melakukan peninjauan Pasar Sukaramai, rombongan datang sekitar pukul 23.00 wib.

Ia mengatakan turut berbela sungkawa atas kebakaran yang terjadi.

"Mudah-mudahan operasional bisa segera pulih kembali. Karena banyak perputaran uang di sini," jelasnya.

Hal tersebut menurutnya harus menjadi pembelajaran ke depan, supaya tidak terulang kembali.

"Semoga ini menjadi pembelajaran yang berharga bagi kita. Karena diduga terjadinya kebakaran ini karena kurang disiplinnya pedagang mengelola ruangan. Informasinya yang menjadi sumber api itu di basement lebih banyak untuk pakaian jadi. Ini menjadi pelajaran bukan saja di Suka Ramai tapi toko lain juga," harapnya.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Pekanbaru, Burhan Ginting di lokasi mengakui, petugas kesulitan melakukan pemadaman.

"Asap terlalu tebal di dalam dan ruangan sempit, sedangkan sumber api berasal diduga dari lantai bawah di blok B," sebutnya.

Ia menjelaskan, api berkobar dari lantai dasar dan sekarang menyebar sampai ke lantai tiga.

"Petugas kami mencoba masuk, tapi tidak memungkinkan karena kondisi sangat membahayakan," tuturnya.

Lebih dari 17 mobil pemadam kebakaran sudah diturunkan untuk memadamkan kebakaran Pasar Suka Ramai sejak kemarin. Namun, ia mengatakan upaya pemadaman belum bisa sepenuhnya berhasil dan petugas sangat kelelahan.

"Anggota sejak kemarin sudah bertugas dan sangat letih. Kami hanya bisa upayakan api tidak membesar lagi," ujarnya.

Pewarta :
Editor: Vera Lusiana
COPYRIGHT © ANTARA 2015

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.