Mewaspadai Trombosis Si "Silent Killer"

id mewaspadai trombosis, si silent killer

Mewaspadai Trombosis Si "Silent Killer"

Oleh Michael Teguh Adiputra Siahaan

Jakarta, (Antarariau.com) - Istilah "trombosis" mungkin masih asing di telinga banyak orang, terutama di Indonesia, dan bisa saja kalah populer dengan "trombosit", keping darah dengan tugas mengeringkan darah ketika terjadi luka.

Lalu, apa itu trombosis? Ketua Perhimpunan Trombosis Hemostasis Indonesia (PTHI) Prof. Dr. dr. Karmel Lidow Tambunan, Sp.PD-KHOM, SACTH, menggambarkan trombosis sebagai pembekuan darah yang "salah tempat".

Bukannya membeku ketika ada luka, darah justru membeku di dalam pembuluh yang menyebabkan terganggunya aliran darah dari dan ke seluruh tubuh. Akibatnya sangat fatal yaitu kematian.

"Trombosis sebenarnya kondisi normal jika terjadi pada kulit yang luka. Namun jika darah membeku di tempat yang salah, yaitu pembuluh darah, dapat menyebabkan kematian," ujar Karmel dalam sebuah diskusi bertema "World Thrombosis Day" di Jakarta, Selasa (20/10).

Bekuan darah ini bisa terjadi di dua pembuluh darah yang dimiliki manusai yaitu pembuluh nadi (arteri) dan pembuluh balik (vena), tentu dengan efek yang berbeda-beda.

Jika ada di arteri, darah beku dapat menyumbat aliran darah dari jantung dan menuju otak. Inilah yang menyebabkan stroke dan serangan jantung iskemia, dua penyebab utama kematian di Indonesia.

Menurut data Kementerian Kesehatan, pada tahun 1997 serangan stroke (cerebrovaskular) adalah sebab kematian nomor satu di Indonesia (11,8 persen), begitu pula pada 2007, dengan persentase mengalami peningkatan (17,5 persen).

Penyakit jantung iskemia sendiri pada 1997 merupakan penyebab kematian ketiga di Indonesia (8,7 persen) dan tahun 2007 juga di tempat sama (5,1 persen).

Bersambung ke hal 2 ...