Diskes Inhil Berikan Obat Filariasis Kepada Bupati

id diskes inhil, berikan obat, filariasis kepada bupati

Diskes Inhil Berikan Obat Filariasis Kepada Bupati

Tembilahan, (Antarariau.com) - Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Provinsi Riau memberikan obat filariasis atau kaki gajah kepada bupati dan wakil bupati di daerah itu, Rabu.

"Ini merupakan pemberian obat tahap ke empat atau tahun keempat, dan akan berlanjut hingga tahun depan, Karena, ini merupakan upaya kita untuk melakukan pencegahan tertularnya penyakit kaki gajah," kata Bupati Indragiri Hilir Muhammad Wardan di Tembilahan, Rabu.

Wardan berharap agar program dari Diskes ini dapat berjalan dengan efektif dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat di Indragiri Hilir, khususnya daerah yang rentan terhadap penyakit ini.

"Sebaiknya Diskes melakukan kunjungan dari rumah kerumah atau menyediakan pos yang dapat dikunjungi masyarakat yang ingin mengambil obat kaki gajah ini," ujarnya.

Plt Diskes Inhil Saut Pakhpahan mengatakan bahwa upaya pencegahan tertularnya penyakit kaki gajah di Inhil ini sudah dilakukan ke seluruh wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten setempat.

"Pemberian obat kaki gajah ini sudah dimulai sejak 1 Oktober hingga akhir Oktober 2015, dan saat ini kami berkesempatan memberikannya kepada keluarga bupati dan wakil bupati," jelasnya.

Dia menyampaikan bahwa ketersediaan obat kaki ini mencukupi karena obat juga dibantu oleh pemerintah pusat dan pelaksanaan di lapangan Diskes Inhil dibantu oleh kader-kader PKK, posyandu dan relawan-relawan yang ada .

"Untuk tahun ke empat ini, kasus filariasis sudah tidak lagi ditemukan kasus filariasis kronis atau kaki gajah kronis, mudah-mudahan kedepan lancar sehingga nanti penyakit filariasis dapat kita tuntaskan," katanya.

Menurut WHO, terdapat sekitar 120 juta orang di dunia yang menderita filariasis limfatik dan sepertiga di antaranya mengidap infeksi yang parah. Parasit yang dapat menyebabkan jenis filariasis ini meliputi Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori.

W bancrofti merupakan parasit yang paling sering menyerang manusia. Diperkirakan ada 9 dari 10 pengidap yang menderita filariasis limfatik akibat parasit ini.

Parasit filaria masuk ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi. Cacing tersebut akan tumbuh dewasa, bertahan hidup selama enam hingga delapan tahun, dan terus berkembang biak dalam jaringan limfa manusia.

Infeksi ini umumnya dialami sejak masa kanak-kanak dan menyebabkan kerusakan pada sistem limfatik yang tidak disadari sampai akhirnya terjadi pembengkakan yang parah dan menyakitkan. Pembengkakan tersebut kemudian dapat menyebabkan cacat permanen.

Berdasarkan gejalanya, filariasis limfatik terbagi dalam tiga kategori yang meliputi kondisi tanpa gejala, akut, dan kronis. Sebagian besar infeksi filariasis limfatik terjadi tanpa menunjukkan gejala apa pun. Meski demikian, infeksi ini tetap menyebabkan kerusakan pada jaringan limfa dan ginjal sekaligus memengaruhi sistem kekebalan tubuh. (Adv)