Gubernur: Kurangi Pemadaman Listrik Saat Darurat Asap

id gubernur kurangi, pemadaman listrik, saat darurat asap

Gubernur: Kurangi Pemadaman Listrik Saat Darurat Asap

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman meminta PT PLN (Persero) untuk mengurangi pemadaman listrik bergilir di tengah masa darurat kabut asap kebakaran lahan dan hutan, karena dinilai akan makin menyengsarakan masyarakat.

"Saya mengerti PLN mengalami masalah suplai listrik, tapi kalau bisa durasi pemadaman hanya boleh empat hari sekali dan tidak lebih dari dua jam. Pusing saya, (karena) saat masyarakat Riau dikepung asap, di saat yang sama PLN melakukan pemadaman bergilir. Bertambah penderitaan masyarakat," kata Arsyadjuliandi Rachman, di Pekanbaru, Selasa.

Pria yang akrab disapa Andi Rachman ini mengatakan langsung meminta PLN Wilayah Riau-Kepri untuk masuk ke dalam struktur Posko Darurat Asap Riau. Tujuannya untuk memudahkan koordinasi saat terjadi pemadaman listrik bergilir agar tidak makin memberatkan masyarakat.

Menurut dia, pihak PLN memberikan penjelasan bahwa kini sedang terjadi pengurangan daya karena ada pembangkit yang rusak pada sistem interkoneksi Sumatera. Kondisi ini diperparah karena debit air PLTA Koto Panjang di Kabupaten Kampar, Riau, menurun drastis akibat kemarau yang membuat produksi listrik tidak bisa optimal.

"Dari GM PLN Riau bahkan mengatakan ada gangguan pada filter pembangkit listrik tenaga gas di Sumatera Selatan diduga pengaruh asap karena banyak kebakaran di sana. Karena itu, PLN menyatakan bahwa di Riau sekarang mengalami defisit listrik 40 hingga 50 megawaat per hari, kecuali pada Sabtu dan Minggu karena saat itu banyak perusahaan dan perkantoran libur," keluhnya.

Humas PLN Wilayah Riau-Kepri, Nasri, mengatakan manajemen beban atau pemadaman bergilir kelistrikan sistem Riau pada akhir September dan Oktober 2015 masih berlanjut. Hal ini disebabkan PLTA Koto Panjang yang tidak beroperasi optimal, dan adanya gangguan dan pemeliharaan PLTU/PLTG di Sumatera Bagian Selatan dan Tengah (Sumbagselteng).

"Diperkirakan kondisi defisit Sumbagselteng ini akan berlangsung sampai bulan November 2015," katanya.