Perhutani Terjunkan Tim Pemantau Kebakaran Gunung Slamet

id , perhutani terjunkan, tim pemantau, kebakaran gunung slamet

  Perhutani Terjunkan Tim Pemantau Kebakaran Gunung Slamet

Purwokerto, (Antarariau.com) - Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur, Jawa Tengah, menerjunkan tim pendahulu untuk memantau kebakaran hutan di lereng Gunung Slamet sebelah barat daya.

"Berdasarkan koordinasi dengan tim penanggulangan bencana, biasanya naiknya lewat Kalipagu (Kabupaten Banyumas). Namun, ternyata tidak bisa, harus memutar ke barat lewat Kaligua (Kabupaten Tegal). Kemarin sudah ada tim pendahuluan yang akan naik pagi ini," kata Administrator Perhutani KPH Banyumas Timur Wawan Triwibowo di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin.

Menurut dia, tim pendahulu yang berjumlah sekitar 15 orang serta terdiri atas personel Perhutani dan masyarakat itu bertugas untuk memastikan lokasi kebakaran.

Jika lokasi atau titik koordinat kebakaran tersebut telah diketahui, kata dia, pihaknya akan segera mengirimkan tim untuk melakukan upaya-upaya pemadaman lebih lanjut.

"Yang pertama dilakukan, kami tidak mungkin mengerahkan banyak orang karena harus dipastikan lokasinya dahulu, biasanya jalan kaki selama 6--8 jam. Kami khawatir kalau mengerahkan banyak orang, lokasinya belum pasti malah banyak yang berhenti di tengah jalan," katanyaa.

Lebih lanjut, Wawan mengatakan bahwa pihaknya tidak mempermasalahkan wilayah kebakaran tersebut apakah berada di wilayah KPH Banyumas Timur atau KPH Pekalongan Barat.

Menurut dia, selama kebakaran itu terjadi di lereng Gunung Slamet, pihaknya akan ikut membantu dalam pemadamannya.

"Kalaupun itu (kebakaran, red.) di wilayah KPH Pekalongan Barat, kami juga sama-sama berkewajiban untuk ikut memadamkan," tegasnya.

Menyinggung soal titik api yang terpantau, dia mengatakan bahwa berdasarkan pemantauan di Pos Pantau Kalipagu pada hari Minggu (6/9) baru terlihat satu titik api yang agak besar.

Menurut dia, pihaknya belum menerima laporan mengenai jumlah titik api yang terpantau dari Kaligua yang berada di wilayah KPH Pekalongan Barat.

"Kadang-kadang kebakaran di wilayah kami akan lebih jelas dipantau dari wilayah tetangga, dari KPH Pekalongan Barat mungkin lebih jelas karena posisi gunungnya memutar," katanya.

Saat dihubungi dari Purwokerto, petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Slamet, Sukedi, mengatakan bahwa kebakaran yang melanda hutan lereng Gunung Slamet tidak terpantau oleh PPGA Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang.

"Kebetulan saya tadi malam piket dan mulai pukul 00.00 WIB cuaca di puncak Gunung Slamet terlihat cerah tetapi tidak terlihat adanya titik api," katanya.

Menurut dia, kebakaran hutan tersebut terjadi di balik bukit sebelah barat daya Gunung Slamet sementara PPGA Slamet berada di sisi utara.

Dalam hal ini, kata dia, kebakaran tersebut diduga berlokasi di bukit Igir Klanceng sehingga sulit terpantau oleh PPGA Slamet.

"Kalaupun ada titik api, kami terhalang oleh bukit yang lebih tinggi di sebelah utaranya (utara Igir Klanceng, red.), yakni Bukit Kencana dan Bukit Penjara," katanya.

Sementara itu, Kepala PPGA Slamet Sudrajat mengakui bahwa pihaknya memang mendapat informasi kebakaran tersebut. Akan tetapi, titik api kebakaran tersebut tidak terpantau dari PPGA Slamet.

"Dari sini (PPGA Slamet, red.) tidak tampak. Kami ada di utara," katanya.

Menyinggung soal status Gunung Slamet, dia mengatakan bahwa hingga saat ini masih berstatus "Waspada". Namun, aktivitasnya cenderung menurun.

"Mudah-mudahan cepat normal," katanya.

Seperti diwartakan, hutan di lereng Gunung Slamet dilaporkan kembali mengalami kebakaran sejak Sabtu (5/9)

Lokasi kebakaran tersebut diperkirakan berada di sekitar perbatasan wilayah Perhutani KPH Banyumas Timur dan KPH Pekalongan Barat atau di atas lokasi kebakaran yang terjadi pada akhir bulan Agustus 2015, yakni pada ketinggian 2.400--2.500 meter di atas permukaan laut (mdpl).