Oleh Arief Mujayatno
Frankfurt Book Fair (FBF) merupakan pameran buku yang tertua dan terbesar di dunia yang diselenggarakan di Kota Frankfurt, Jerman.
Pelaksanaan FBF 2015 menjadi momentum istimewa bagi Indonesia karena didaulat sebagai Tamu Kehormatan (Guest Of Honour). Tentu saja menjadi Tamu Kehormatan pada FBF 2015 merupakan sebuah kebanggaan tersendiri mengingat Indonesia hanya memerlukan waktu lima 5 tahun untuk menjadi tamu kehormatan, sementara negara lainnya membutuhkan waktu yang lama.
Sebut saja Finlandia yang merupakan negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia, harus sabar menanti selama sekitar 26 tahun untuk bisa menjadi Tamu Kehormatan pada FBF.
Adalah sebuah kehormatan sekaligus kesempatan yang langka menjadi Tamu Kehormatan di Festival Book Fair (FBF) 2015, sehingga tentu saja pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai pengelola dan penyandang sebagian dana keikutsertaan Indonesia di FBF 2015 melakukan berbagai persiapan optimal.
Mendikbud Anies Baswedan mengatakan terpilihnya Indonesia sebagai Tamu Kehormatan pada FBF 2015 adalah suatu kehormatan dan merupakan kesempatan yang langka.
"Bila kita melihat negara lain luar biasa usahanya untuk menjadi Guest of Honour (Tamu Kehormatan). Ini adalah "blessing" untuk Indonesia karena dunia akan melihat kita sebagai negara penuh keberagaman yang harus diperhatikan," kata Anies Baswedan.
Kemendikbud ingin menjadikan Frankfurt Book Fair 2015 sebagai pameran peradaban Indonesia.
Rangkaian kegiatan FBF 2015 sendiri telah dilakukan sejak Maret 2015 hingga puncak acara FBF pada 14-18 Oktober 2015 di Frankfurt, Jerman.
Pada 12-15 Maret 2015 Indonesia telah ambil bagian dalam pameran buku internasional di Jerman, Leipzig Book Fair, dan kini menjadi Negara Tamu dalam Festival Museum Uferfest 2015.
Festival Museum Uferfest atau kerap dikenal dengan Festival Tepi Sungai di Frankfurt, Jerman, merupakan festival budaya terbesar di Eropa yang menampilkan berbagai pertunjukan budaya, musik, dan seni rupa dari seluruh dunia.
Acara pertunjukan seni budaya akbar tahunan itu rata-rata dihadiri sekitar 2 juta orang selama tiga hari. Festival Museum Uferfest akan berlangsung di sepanjang Sungai Main, Frankfurt, persis di seberang deretan museum-museum di tepi sungai yang penuh nilai eksotika itu.
Pada tahun ini, Festival Tepi Sungai ini akan berlangsung pada 28-30 Agustus 2015. Indonesia sebagai negara Guest of Honour (GoH) atau Tamu Kehormatan Frankfurt Book Fair 2015, juga akan menjadi Guest Country atau Negara Tamu dalam salah satu festival budaya terbesar di Eropa itu.
Ratusan kamera televisi Eropa diprediksi bakal menyorot festival tersebut dan Indonesia tampaknya juga akan mendapat sorotan utama di festival itu.
Ketua Komite Nasional Indonesia Frankfurt Book Fair (FBF) 2015 Goenawan Mohamad mengatakan Indonesia akan mendapat panggung seluas 800 meter persegi di sana dengan posisi yang cukup istimewa karena diunggulkan.
Rencananya, Komite Nasional FBF 2015 akan mendatangkan rombongan Barong Banyuwangi, musikus Dwiki Darmawan yang akan tampil beserta para musisi Eropa, Kua Etnika pimpinan seniman Djaduk Ferianto, dan sejumlah seniman dan artis lainnya.
Menurut Goenawan Mohamad, grup musik Kua Etnika akan memadukan musik etnik tradisional dengan warna musik barat, serta penampilan dari para penyanyi dan musisi dangdut sebagai salah satu genre musik khas Indonesia.
Selain itu, Indonesia juga akan menyajikan beberapa jenis kuliner. Dua buah kereta angkringan untuk berjualan bakso dan sate, misalnya, khusus dibuat untuk itu.
Ketua Komite Pertunjukan, Pameran dan Seminar Slamet Rahardjo Djarot menambahkan Festival Museum Uferfest sebenarnya merupakan agenda di luar Frankfurt Book Fair yang akan berlangsung Oktober 2015.
Namun, karena Indonesia adalah Tamu Kehormatan di FBF 2015, pihak panitia pun akhirnya memberi dukungan kepada Indonesia. "Bahkan kita jadi tamu utama di Uferfest," kata Slamet Rahardjo yang juga aktor kawakan Indonesia.
Dalam festival tersebut, Indonesia akan menyuguhkan tema yang seragam seperti halnya panggung Indonesia di Frankfurt Book Fair 2015 yakni "17.000 Islands of Imagination", yang menampilkan keanekaragaman dan kemajemukan seni budaya Indonesia.
Slamet menuturkan, seniman Indonesia akan menampilkan karya-karya yang menginformasikan bahwa Indonesia ini negara yang sangat kaya dan bisa menginspirasi.
Oleh karena itu, bukan hanya seni budaya tradisional seperti grup musik Kua Etnika yang akan tampil, tetapi juga karya musik kontemporer seperti penampilan musisi Dwiki Darmawan, serta penyanyi muda Dira Sugandi dan Bonita.
Tidak ketinggalan, sejumlah penyanyi dangdut dari Yogyakarta juga akan diboyong ke Festival Tepi Sungai untuk menyuguhkan lantunan musik khas Indonesia itu sekaligus dengan goyangannya.
Tradisi arak-arakan di Indonesia juga akan tampak dengan penampilan Barong Banyuwangi. "Barong itu singa perkasa yang melindungi masyarakat dari berbagai macam bahaya. Kita membawa inspirasi itu ke sana," ujar Slamet Rahardjo.
Ia menegaskan tujuan utama pementasan itu adalah memopulerkan seni dan budaya Indonesia yang penuh keberagaman.
Sementara itu, ketika ditemui saat melakukan sesi latihan di Teater Komunitas Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, para personel grup musik Kua Etnika dan Barong Banyuwangi terlihat serius berlatih.
Selain melatih kekompakan penampilan kelompok masing-masing, mereka juga serius menyusun rangkaian materi penampilan agar menjadi sajian yang menarik bagi para penonton.