Pekanbaru, (Antarariau.com) - Petani karet di Kabupaten Bengkalis, Riau, mengeluhkan harga karet yang turun drastis dalam beberapa bulan terakhir hingga mencapai Rp6.000 per kilogram dari harga normal yang mencapai Rp15.000/Kg.
"Harga karet tahun ini tidak pernah lebih dari Rp10.000 per kilogramnya, bahkan dari awal tahun harga karet hanya berkisar lima ribu rupiah," kata salah seorang petani karet, Wahidun (28) ketika dikonfirmasi melalui sambungan telpon kepada Antara dari Pekanbaru, Senin.
Dia mengatakan menjadi petani karet merupakan salah satu mata pencaharian utama bagi warga Bengkalis. Oleh karena itu, ketika harga turun, petani karet kewalahan apalagi harga kebutuhan pokok juga terus naik.
Ia merincikan dengan harga yang berkisar Rp6.000 per kilogramnya, dirinya hanya mendapatkan pendapatan sekitar Rp1 juta perbulannya. Padahal menurutnya ia harus menghidupi setidaknya empat anggota keluargnya.
Lebih lanjut, harga karet yang turun drastis diperparah dengan kondisi cuaca yang cukup panas dalam beberapa bulan terakhit sehingga kuantitas getah karet sangat berkurang.
Ia menjelaskan guna mencukupi kebutuhan sehari-hari dirinya terpaksa mencari pekerjaan serabutan lainnya. "Kalau pagi saya tetap bekerja di kebun karet kemudian siang hari saya harus mencari pekerjaan lainnya seperti mencari buah pinang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari," jelasnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Farizal, seorang petani sawit di Kabupaten Siak. Ia mengeluhkan harga sawit yang hanya berkisar Rp600 hingga Rp700 perkilogramnya. Padahal menurutnya harga sawit normal bisa mencapai Rp1.200 perkilogramnya.
"Untuk mengurangi beban biaya keluarga saya harus mencari ikan ke sungai," kata bapak dua anak tersebut.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman mengaku dirinya akan segera berkoordinasi dengan asosiasi terkait guna mengetahui penyebab harga dua komoditas penting itu anjlok.
Namun, ia mengatakan bahwa perlambatan ekonomi secara global kemungkinan besar bisa menjadi alasan turunnya harga komoditas sawit dan karet.
"Kita akan segera komunikasikan dengan Asosiasi serta mencari jalan keluarnya bersama," katanya di sela-sela peringatan HUT Ke-70 RI di Pekanbaru.