Polisi Bantah Tangkap Aktivis Greenpeace
Pekanbaru, 25/11 (ANTARA) - Kepolisian Daerah (Polda) Riau membantah telah melakukan penangkapan terhadap aktivis Greenpeace yang melakukan aksi penyegelan "crane" (alat angkut) peti kemas di pelabuhan PT Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP) di Perawang, Kabupaten Siak, Riau. "Ini bukan penangkapan tapi hanya pemeriksaan untuk memintai keterangan terkait dokumen keimigrasian warga negara asing yang ikut dalam aksi Greenpeace," kata Direktur Intelkam Komisaris Besar Abdi Dharma di Pekanbaru, Rabu. Abdi Dharma mengatakan hal itu terkait penangkapan terhadap 14 pengiat lingkungan Greenpeace yang melakukan aksi penyegelan empat alat derek peti kemas di kawasan pelabuhan IKPP, Rabu pagi. Hingga Rabu petang para aktivis masih menjalani pemeriksaan di ruang Direktorat Intelkam Polda Riau. Dari 14 aktivis yang dimintai keterangan tersebut, sembilan warga negara asing dan sisanya aktivis dari Indonesia. "Polda hanya tangani orang asing sementara untuk tindak pidana, kalaupun ada, akan ditangani oleh Polres Siak," kata Abdi Dharma. Ia mengakui tindakan pengamanan terhadap para aktivis dilakukan kepolisian beradasarkan pengaduan dari PT IKPP karena telah memasuki areal perusahaan tanpa izin. Meski begitu, ia membantah bahwa polisi tidak netral dan membela perusahaan dalam kasus tersebut. Terkait sembilan warga negara asing, lanjutnya, kepolisian akan berkoordinasi dengan pihak imigrasi. Pemeriksaan terhadap mereka berupa pengecekan apakah visa warga negara asing tersebut sesuai dengan kegiatan yang dilakukan. Sebanyak 12 aktivis Greenpeace melakukan penyegelan terhadap empat alat angkut IKPP yang mengakibatkan aktivitas pelabuhan bongkar muat lumpuh. Dari sembilan aktivis berkewarganegaraan asing yang ditahan, lima diantaranya adalah staf Greenpeace yang memantau aksi penyegelan dari atas perahu di sungai Siak. Mereka antara lain, Ashish Fernandes dari India, Asti Roesle (Swiss), Richard Carlson (New Zealand), Stephanie Goodwin (Kanada) dan Valarie (Skotlandia). Sedangkan sisanya terlibat langsung naik ke atas derek peti kemas setinggi 40 meter, yakni Nina (Jerman), Moro (Filipina), Stephanie (Amerika Serikat), dan Benoit (Belgia). Sementara itu, aktivis dari Indonesia yang dimintai keterangan antara lain Juru Kampanye Hutan Greenpeace Asia Tenggara Bustar Mastar. Selain itu terdapat sukarelawan, yakni Santi, Didin, Hendra, dan Hendri.