Pekanbaru, (Antarariau.com) - Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrowi mengapresiasi surat terbuka yang disampaikan oleh Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), La Nyala Mattalitti.
"Saya belum baca surat itu, tapi baguslah (dengan adanya surat itu) semua surat itu harus kita baca," kata Imam Nahrowi kepada Antara di Pekanbaru, Sabtu.
Salah satu poin di dalam surat terbuka itu, La Nyala menuliskan bahwa Menpora tidak memiliki bukti yang menyatakan bahwa PSSI adalah lembaga yang "tidak bersih" dan profesional sehingga harus dibekukan.
Menanggapi hal tersebut, Menpora hanya mengatakan bahwa dia memiliki bukti-bukti yang dimaksudkan dalam surat terbuka itu.
"Ada bukti-buktinya, tapi dipegang oleh tim sembilan," ujarnya.
Selain itu, Menpora juga menyangkal bahwa ia disebut selalu "menghindar" dari Ketua Umum PSSI saat akan menemuinya. "Kan sudah ada pejabat kami, masa semua harus saya yang ketemu?," jelas Menpora.
"Kalau ketemuan janjian begini enak, masa tiba-tiba datang ke kantor bawa wartawan seolah-olah mau ketemu?," tambahnya lagi.
Sebelumnya pada Jumat lalu (22/5) Ketua Umum PSSI mengirimkan surat terbuka untuk Menpora Imam Nahrawi. Dalam isi surat tersebut, La Nyala mempertanyakan alasan Kemenpora membekukan PSSI.
"Sekali lagi. Tolong dijawab. Kejahatan luar biasa apa yang sudah saya lakukan sebagai Presiden PSSI? Sehingga PSSI diperlakukan seolah organisasi terlarang yang harus dibinasakan dari bumi pertiwi ini?," tanya La Nyala dalam surat tersebut.
Selain itu, ia juga menuliskan bahwa PSSI selalu berusaha memperbaiki diri dalam dua tahun terakhir setelah kisruh dualisme beberapa waktu lalu.
"Saya sudah berulang kali menyatakan, PSSI sangat berterima kasih bila ada pihak, siapa pun, yang membantu memerangi praktek match fixing. Bantu saya untuk memberantas. Bukan sebaliknya, justru seolah memberi stigma, kami atau sayalah pelakunya. Sejak saya menjabat Wakil Presiden PSSI, Demi Allah, saya sudah bertekad memerangi hal itu di kepengurusan saya," tulisnya.
Dalam surat itu, La Nyala juga menyesalkan Menpora yang selalu menghindar saat akan ditemui. "Saya sudah berusaha menemui Anda di kantor Anda tiga kali. Tetapi tidak berhasil bertemu. Saya berniat untuk duduk dan berbicara dengan Anda. Tentang keputusan Anda yang bisa berakibat fatal bagi sepakbola Indonesia bila FIFA sebagai induk sepakbola dunia member sanksi. Deadline sudah disampaikan FIFA melalui suratnya. Tanggal 29 Mei 2015," tulisnya.
Berita Lainnya
Presiden Jokowi akui Zainudin Amali belum resmi mengundurkan diri
21 February 2023 10:10 WIB
Menpora belum pastikan Piala Dunia U-20 akan digelar dengan atau tanpa penonton
20 October 2020 14:22 WIB
Menpora Belum Mengetahui Surat Balasan FIFA
23 May 2015 22:37 WIB
Menpora: Masih 47 Atlet Belum Terima Bonus
06 August 2014 12:25 WIB
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB
Jokowi Jenguk Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi
15 March 2017 11:05 WIB
Pemko Batu Alokasikan Rp4,3 Miliar Untuk Bantu Ibu Hamil
07 February 2017 10:50 WIB