Mario "Penyusup" Bertemu Ibunya Untuk Minta Maaf

id mario penyusup, bertemu ibunya, untuk minta maaf

Mario "Penyusup" Bertemu Ibunya Untuk Minta Maaf



Pekanbaru, (Antarariau.com) - Mario Steven Ambarita, pemuda yang menjadi tersangka penyusup ke pesawat, akhirnya mendapat kesempatan untuk bertemu dengan ibunya disela pemeriksaan di Bandara Sultan Syarif Kasim II Kota Pekanbaru, Riau, pada Kamis petang.

Tiar Sitanggang, Ibunda Mario, akhirnya dapat bertemu langsung dengan anaknya setelah sempat menunggu sekitar delapan jam tanpa kejelasan di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II. Keduanya bertemu secara tertutup di sebuah ruangan sekitar pukul 16.00 WIB.

Wajah perempuan berusia 48 tahun itu terlihat sumringah setelah bertemu dengan anaknya.

"Dia sehat, walau ketemu sebentar, tapi sangat senang bisa bertemu Mario," kata Tiar dengan senyum lebar.

Tiar mengatakan alasan Mario tidak ingin pertemuannya diliput media adalah karena anak pertamanya tersebut ingin menenangkan diri. Kemudian, Tiar menambahkan bahwa selama pemeriksaan Mario mengaku diperlakukan dengan baik. Bahkan, pemuda 21 tahun itu sempat meminta ibunya jangan terlalu merisaukan nasibnya selama proses pemeriksaan.

"Mamak (Ibu) jangan khawatir, Mario diperlakukan baik disini," ujar Tiar menirukan pesan Mario.

Dalam pertemuan yang singkat itu, Mario meminta maaf kepada ibunya dan seluruh anggota keluarganya karena ulah nekatnya telah menyebabkan ayahnya, Manahan Ambarita, sampai terkena serangan jantung.

Selain itu, Tiar juga mengatakan bahwa kondisi kesehatan Mario juga baik, dan telinga Mario yang dikabarkan berdarah sesaat setelah pesawat mendarat di Bandara Soekarno-Hatta telah pulih.

Ia mengatakan, setelah dapat berjumpa dengan Mario, seluruh keluarganya berencana akan langsung pulang ke Rokan Hilir.

Aksi nekat Mario Steven Ambarita menghebohkan publik pada Selasa lalu (7/4), setelah pria berusia 21 tahun itu membobol keamanan ketat Bandara SSK II Pekanbaru untuk masuk ke ruang roda belakang

pesawat Garuda Indonesia tujuan Jakarta.

Pria asal Jalan Kihajar Dewantara Desa Bagan Batu Kecamatan Sinembah, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau itu menjadi penumpang gelap dan sempat terbang lebih dari satu jam hingga pesawat mendarat lagi di Bandara Soekarno-Hatta, Banten.