Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pemerintah Kabupaten Kampar, Riau, menargetkan pada tahun 2016 Program Tiga Zero, yakni zero kemiskinan, penganguran dan rumah rumah kumuh, dapat terealisasi seratus persen sehingga tidak ada lagi keluarga miskin di dearah tersebut.
"Jangan ada lagi yang namanya keluarga miskin, pengangguran serta rumah-rumah kumuh di Kampar. Insya Allah tahun depan Program Tiga Zero terlaksanakan dengan baik, seratus persen," kata Bupati kampar, Jefry Noer, kepada Antara, Kamis.
Program Tiga Zero akan berjalan dengan baik jika masyarakat benar-benar ingin berusaha dan pemerintah memberikan jalan untuk mereka dapat sukses di setiap bisang usahanya.
"Terkecuali bagi masyarakat yang "tulang rusuknya panjang" dan pemalas," kata Jefry.
Warga dengan "tulang rusuk panjang" maksud Jefry adalah kalangan dengan kondisi fisik tidak memungkinkan atau cacat permanen, kemudian janda dua memiliki anak yatim.
"Jangan salah sangka juga, tidak mampu bukan berarti masyarakat pemalas, terkadang mereka tidak memiiki arah tujuan semisal ingin bertani, namun mereka tidak memiliki keahlian dibidang pertanian," katanya.
Seperti menanam cabai, menurut Jefry, banyak masyarakat yang tidak mengerti jeni tanaman pertanian ini, hingga akhirnya satu batang cabai itu hanya menghasilkan 4 ons, normalnya jika dikelola dengan baik, hasilnya bisa jauh lebih besar, yakni mencapai dua kilogram per batang.
Makanya, menurut dia, perlu diarahkan, masyarakat diberikan ilmu yang mapan sehingga mampu bertani dengan hasil yang memuaskan dan lebih baik.
"Saya sering bilang, jangan coba-coba menanam cabai, atau bawang dengan PH di bawah enam persen. Saya sampai hafal, sekarang ini satu batang cabai itu modalnya Rp7 ribu, jadi jika ada uang Rp30 juta, harusnya bisa menanam 4.000 batang cabai di lahan seperempat hektare," katanya.
Nah berapa hasilnya? Jefry melanjutkan, bahwa jika Rp7.000 dikalikan 4.000 batang berarti modal tertanam adalah Rp28 juta. Jika dikelola dengan baik, satu batang cabai itu menghasilkan 1 hingga 2 kilogram, sampai beberapa kali panen.
Jefry melanjutkan, anggap saja panennya satu kilogram per batang, dan dikalikan 4.000 berarti hasilnya mencapai 4 ton per sekali panen. Jika dikalikan harga cabai terendah saja, Rp15 ribu per kg dikalikan 4.000 maka hasilnya mencapai Rp60 juta per sekali panen.
"Berarti keuntungan yang didapat dari lahan seluas seperempat hektare adalah mencapai Rp32 juta per sekali panen cabai. Ini tentu hasil yang menjanjikan dan harus diterapkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kampar," katanya.
Menurut Jefry, tidak ada yang tidak mungkin jika setiap langkah diiringi dengan doa dan usaha keras. Semuanya akan dapat diraih dan keberhasilan itu sesungguh ada di depan mata.
"Apalagi, di Kampar saat ini masih banyak lahan yang luas, siap untuk ditanam berbagai jenis tanaman pertanian salah satunya cabai yang tentunya akan sangat menjanjikan jika serius ingin dikembangkan. Pemerintah daerah juga telah menyediakan program yang sejalan," katanya.
Berita Lainnya
Kampar teken MoU dengan KPU dan Bawaslu terkait NPHD Pilkada
17 November 2024 13:21 WIB
Sinergi RS Tandun-Pemkab Kampar akselerasi layanan administrasi kependudukan
02 September 2024 10:22 WIB
Kampar targetkan pencapaian PIN Polio 95 persen
23 July 2024 17:48 WIB
Berguru ke Kendal, Kampar fokus bentuk kawasan industri
07 June 2024 16:02 WIB
Mall Pelayanan Publik Kampar telah beroperasi
30 May 2024 17:19 WIB
Penjabat Sekda Kampar lantik pejabat fungsional, ini pesannya
14 May 2024 15:23 WIB
Pj Bupati Kampar sampaikan LKPJ di DPRD
13 May 2024 17:29 WIB
BKKBN apresiasi kolaborasi Pemkab Kampar tekan stunting jadi 14 persen
06 March 2024 8:30 WIB