Sydney, (Antarariau.com) - Polisi bersenjata berat Australia menyerbu sebuah kafe di Sydney pada Selasa pagi bbuta dan membebaskan para sandera yang berada di bawah todongan senjata dalam akhir dramatis penyanderaan selama 16 jam di mana dua sandera dan seorang penyandera tewas.
Polisi akan menyelidiki apakah kedua sandera terbunuh karena ditembak penyanderanya atau mati karena baku tembak, kata Andrew Scipione, komisari polisi negara bagian New South Wales seperti dikutip Reuters.
Pihak berwenang belum mengungkapkan pria bersenjata itu namun satu sumber pada kepolisian menyebutkan dia bernama Man Haron Monis, seorang pengungsi asal Iran dan selalu berpenampilan seperti sheikh yang sering mengirimkan email kebencian kepada keluarga-keluarga tentara Australia yang tewas di Afghanistan.
Tahun lalu dia didakwa sebagai otak pembunuhan mantan istrinya namun kemudian dibebaskan dengan uang jaminan.
Sejumlah video menunjukkan para sandera yang berada di Kafe Lindt di jantung bisnis kota Sydney menyampaikan tuntutan atas nama Monis yang diposting lewat media sosial selama penyanderaan.
Pria bersenjata yang memaksa para sandera menyebutnya "saudara" itu menuntut berbicara dengan Perdana Menteri Tony Abbott, membentangkan bendera ISIS dan mendorong media menyiarkan bahwa Australia tengah diserang ISIS.
Abbott mengatakan pria bersenjata itu sudah diketahui lama oleh pihak berwenang karena masa lalu ekstremismue dan ketidakstabilan mentalnya, demikian Reuters.
Berita Lainnya
Ini Alasan Penyanderaan Anggota KLHK Menurut Kapolri Dari Sisi Pelaku
06 September 2016 21:57 WIB
Menteri LHK Curigai PT APSL Pelaku Penyanderaan Stafnya
04 September 2016 14:13 WIB
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB
Jokowi Jenguk Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi
15 March 2017 11:05 WIB
Pemko Batu Alokasikan Rp4,3 Miliar Untuk Bantu Ibu Hamil
07 February 2017 10:50 WIB
Liburan Imlek, Pantai Selatbaru di Bibir Selat Malaka Dipadati Pengunjung
29 January 2017 21:40 WIB
Jalani Pemeriksaan Di Imigrasi Pekanbaru, TKA Ilegal Mengaku Stres
18 January 2017 16:55 WIB