Jakarta, (Antarariau.com) - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas berharap agar orang terbaik dapat terpilih menjadi komisioner lembaga penegak hukum tersebut.
"Saya memberikan satu statement saja, saya ikuti tes ini dengan baik, mudah-mudahan terpilih yang terbaik untuk bangsa. Amin," kata Busyro di gedung KPK Jakata, Jumat.
Pada Kamis (16/10) Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Amir Syamsuddin yang merupakan ketua panitia seleksi calon pimpinan (capim) KPK menyerahkan dua nama yaitu Busyro Muqoddas dan Analis Hukum Internasional dan Kepala Bidang Hubungan Internasional Sekretaris Kabinet Robby Arya Brata kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai dua nama yang lolos seleksi capim KPK.
Busyro mengaku tidak menargetkan harus kembali menduduki jabatan tersebut.
"Ya saya akan mengikuti tes saja, mudah-mudahan terpilih yang terbaik untuk bangsa, yang penting mengikuti tes saja," tambah Busyro.
Menurut Busyro, orang yang terpilih menjadi pimpinan KPK nanti adalah hasil upaya pemberantasna korupsi yang dilakukan anggota Dewan Perwakilan Rakyat, pemerintah pusat maupun daerah.
Ia pun tidak menganggap bahwa bila ada orang baru yang masuk sebagai pimpinan KPK dapat menghambat pekerjaan KPK.
"Enggak (menghambat) lah, seharusnya sebelum 10 Desember sudah terpilih," ungkap Busyro.
10 Desember 2014 adalah waktu berakhirnya jabatan Busyro di KPK setelah menjabat sebagai komisioner sejak 2010.
Busyro Muqoddas lahir di Yogyakarta, 17 Juli 1952 mendapat sarjana hukum dan gelar doktoral di bidang hukum di Universitas Islam Indonesia (UII) sedangkan gelar magister hukumnya berasal dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
Busyro pernah menjadi Direktur Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum tahun 1982-1986, pembantu Dekan Fakultas Hukum UII, Ketua Pusdiklat dan LKBH UII 1995-1998, Dekan Fakultas Hukum UII 1998-2001, Ketua Komisi Yudisial tahun 2005-2010, Ketua KPK 2010-2011 dan Wakil Ketua KPK tahun 2011 sampai sekarang.
Sedangkan pesaingnya, Robby Arya Brata kelahiran Solo, 9 April 1965 dan meraih gelar sarjana hukum dari Universitas Padjajaran. Ia melanjutkan sekolah di Victoria University of Wellington New Zealand dengan meraih Magister Public Policy dan selanjutnya menyelesaikan pendidikan doktoral di Australian National University.
Robby pernah menjadi analis Hukum Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) 1993-1995, pelaksana tugas Kepala Bagian HTN dan Han Sekretaris Kabinet 2000-2006, Asisten Kepala Unit Kerja Presiden Pengelolaan Program dan Birokrasi 2008-2010, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Pasca Sarjana 2008-sekarang dan Kepala Bidang Hubungan Internasional Sekretaris Kabinet 2011-sekarang.
Busyro dan Robby, lolos dari tes wawancara pansel yang juga diikuti empat kandidat lain yaitu mantan anggota Dewan Perwakilan Daerah I Wayan Sudirta, jurnalis dan advokat Ahmad Taufik, dosen hukum Universitas Pelita Harapan Jamin Ginting dan spesialis perencanaan dan anggaran Biro Rencana Keuangan KPK Subagio.
Tahap terakhir adalah menjalani tes kepatutan dan kelayakan di hadapan Komisi Hukum DPR.