Markas PBB (ANTARA) - PBB telah meminta lebih dari 45,3 miliar dolar AS (sekitar Rp751 triliun) untuk bantuan kemanusiaan secara global pada 2025, tetapi hanya 21 persen atau 9,6 miliar dolar AS yang baru diterima hingga akhir September 2025.
Hal itu diungkapkan Farhan Haq, wakil juru bicara Sekretaris Jenderal PBB, pada Selasa (14/10).
Baca juga: Australia Perkuat Dukungan Kemanusiaan, Tambah Dana untuk Gaza
"Sejumlah kolega kami dari OCHA (Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan) memperingatkan bahwa dengan waktu kurang dari tiga bulan yang tersisa pada tahun ini, himbauan kami untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan global pada 2025 masih kurang dari seperempatnya yang telah didanai," kata Haq.
Angka tersebut menunjukkan penurunan yang mengejutkan lebih dari 40 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, katanya.
Dia menambahkan bahwa kesenjangan pendanaan ini memiliki konsekuensi yang sangat buruk bagi jutaan orang, membuat orang-orang tidak mendapatkan layanan kesehatan, keluarga tanpa makanan, dan anak-anak tidak mendapatkan pendidikan.
Di Afghanistan, lebih dari 420 fasilitas kesehatan telah ditutup tahun ini, sehingga memaksa 3 juta orang tidak mendapatkan perawatan kritis.
Di Somalia, bantuan makanan harus dipangkas, yang berarti hanya 350.000 orang yang akan menerima bantuan pada November mendatang, dibandingkan dengan 1,1 juta orang pada Agustus lalu.
Di Bangladesh, setengah juta anak-anak pengungsi Rohingya telah kehilangan akses pendidikan di Distrik Cox's Bazar, kata Haq, mengutip OCHA.
PBB dan sejumlah mitranya melakukan segala upaya yang mereka bisa untuk menjangkau sebanyak mungkin masyarakat yang rentan dengan dana terbatas yang tersedia, kata Haq.
Baca juga: PBB alokasikan dana kemanusiaan tambahan untuk atasi situasi buruk di Lebanon
Dia menyerukan para donor untuk meningkatkan investasi mereka dalam bantuan kemanusiaan.
Sumber: Xinhua