Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah menjelaskan bahwa gangguan irama jantung atau yang lebih dikenal sebagai aritmia dapat menyebabkan seseorang terkena stroke.
"Jadi stroke itu juga kan ada dua. Paling tidak ada dua bagian besar, stroke yang karena penyempitan pembuluh darah di otak atau perdarahan,” kata dokter spesialis jantung dari RS Eka Hospital BSD, dr. Daniel Tanubudi, Sp.JP, FIHA, di Tangerang Selatan, Jumat.
Baca juga: Pantau Tekanan Darah di Rumah? Begini Tips Akurat dari Ahli Jantung
Dokter lulusan Universitas Padjajaran itu mengatakan bahwa gangguan irama jantung dapat menyebabkan stoke jika ada penyempitan pada pembuluh darah di bagian otak.
Ia menjelaskan bahwa saat jantung memompa darah dengan teratur, jantung tidak memiliki risiko terjadinya bekuan darah. Namun, kalau irama jantung tidak teratur, maka aliran darah menjadi tidak halus seperti biasanya maka akan terbentuk bekuan-bekuan darah, yang kemudian menumpuk pada rongga jantung.
"Pada satu saat itu, bisa mencelat keluar dan ikut dalam aliran darah sehingga masuk ke dalam pembuluh darah otak yang menyebabkan penyempitan," ujar Daniel.
Jika dianalogikan, situasi itu seperti sebuah pipa yang dimasukkan bola berukuran besar dan menyumbat aliran di dalamnya. Selain stroke, gangguan irama jantung yang terlalu sering dapat menyebabkan penderitanya mengalami gangguan morfologi atau kondisi yang mana bentuk maupun ukuran jantung berubah.
Akibatnya, penderita akan merasakan keluhan seperti mudah lelah ketika beraktivitas, pusing hingga pingsan. Aritmia jantung adalah sebuah kondisi dimana irama jantung ketika memompa jadi tidak teratur, terlalu cepat ataupun terlalu lambat.
Menurut Daniel, faktor pencetus dari adanya irama jantung yang terlalu cepat dapat disebabkan oleh hal-hal eksternal seperti stres, kelelahan fisik atau emosional atau terjadi gangguan di dalam tubuh. Misalnya, naiknya asam lambung atau GERD.
Baca juga: Ahli Ungkap Manfaat Campuran Buah dan Susu untuk Kesehatan Pencernaan dan Jantung
Adapun faktor yang menyebabkan irama jantung jadi lebih lambat, ia menyampaikan tidak ada hal yang jadi pencetusnya. Hanya saja, irama akan lebih lambat terus menerus.
Sebagian besar pasien yang menderita gangguan irama jantung terlalu lambat diderita oleh orang-orang yang sudah lanjut usia. Sedangkan untuk irama jantung yang terlalu cepat dapat mengenai seluruh kalangan usia karena dipengaruhi oleh gaya hidup.