Ungkap dugaan kasus perundungan di Inhu, Bupati imbau masyarakat jangan terprovokasi

id Rengat,Indragiri Hulu

Ungkap dugaan kasus perundungan di Inhu, Bupati imbau masyarakat jangan terprovokasi

Bupati Inhu dan Forkopimda Kunjungi Rumah Korban Perubdungan (ANTARA/ASRI)

"Peristiwa perundungan jangan sampai terjadi lagi di seluruh sekolah di Inhu, semua pihak harus berperan aktif"

Rengat (ANTARA) - Bupati Indragiri Hulu, Riau Ade Agus Hartanto meminta seluruh masyarakat tetap menjaga situasi kondusif, aman di Seberida.

Permintaan itu disampaikan pada Senin pagi. Pasalnya, dugaan bullying terhadap Khristopel Butar Butar (8) asal Desa Buluh Rampai masih dalam proses hukum Polres Inhu.

"Jadi, semua pihak tetap saling mengingatkan, jangan terprovokasi," kata Bupati Inhudi Rengat.

Dalam kunjungan itu, Bupati Inhu mengimbau masyarakat agar tidak terpancing isu - isu negatif dampak dari kasus dugaan bullying siswa kelas II SDN 012 Buluh Rampai.

Semua masyarakat dapat menjaga situasi aman, tenang dan menahan diri, mendukung proses hukum yang sedang ditangani pihak Kepolisian.

"Atas nama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Inhu dan pribadi serta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) turut berbelasungkawa atas peristiwa itu," ujarnya.

Sedangkan, Ketua DPRD Inhu Sabtu Pradansyah Sinurat mengatakan, kejadian yang menimpa almarhum Khristopel Butar Butar (KB) yang merupakan siswa SDN 012 Desa Buluh Rampai menjadi perhatian bersama.

"Peristiwa seperti itu hendaknya tidak terjadi, jadikan pembelajaran berharga," ujarnya.

Peristiwa memilukan yang menimpa seorang bocah Sekolah Dasar (SD) kelas II berinisial KB (8), warga Desa Buluh Rampai diduga akibat penganiayaan, Minggu (25/5) lalu, jangan terulang lagi di sekolah lainnya.

Sedangkan, Kapolres Inhu AKBP Fahrian Saleh Siregar menyebutkan, atas meninggalnya KB, penyidik terus melakukan penyelidikan atas kasus tersebut.

"Semua bersabar menunggu hasil otopsi guna mengetahui penyebab pasti kematian korban," tegasnya.

Oleh sebab itu, pihaknya mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap tenang, tidak mudah terprovokasi dan mempercayakan sepenuhnya proses hukum kepada pihak kepolisian.

Dari kejadian itu, pihak keluarga yang diwakili oleh Ketua Persatuan Batak Seberida, Jadiaman Butar-Butar meminta pihak Kepolisian Polres Inhu dapat mengungkap kasus ini secara baik.

Sebab, kondisi almarhum KB (18) sebelum meninggal dunia ada keluhan sakit pada bagian perut.

"Tentu, pihak keluarga berharap ada rasa keadilan dapat ditegakkan dan kebenaran segera terungkap," pintanya.

Untuk diketahui, seluruh Forkopimda Inhu memberikan perhatian serius terkait kejadian bullying anak sekolah.

Tentu atas peristiwa tragis itu, menitik beratkan kepada semua pihak untuk tetap tenang dan pihak keluarga agar bersabar.

Peristiwa memilukan menimpa seorang bocah Sekolah Dasar berinisial KB (8), warga Desa Buluh Rampai sudah meninggal dunia.

Peristiwa perundungan terjadi pada Minggu (25/5) di lingkungan sekolah sontak mengundang perhatian masyarakat secara luas.

Atas peristiwa itu, kasus dilaporkan langsung oleh JB pada Senin (26/5) ke Kepolisian. Dalam laporannya, korban mengalami kekerasan fisik dan sempat dirawat di wilayah setempat.

Namun, akhirnya dilarikan kerumah sakit Indrasari Pematang Reba untuk perawatan intensif, akan tetapi nyawanya tidak tertolong.

Atas kejadian itu, pihak Kepolisian Polres Inhu melakukan otopsi jenazah korban pada Senin (26/5) mulai pukul 17.30 hingga 20.00 WIB.

Otopsi dilakukan oleh tim forensik dari Biddokes Polda Riau yang dipimpin oleh AKBP Suprianto bersama dr. M. Tegar Indrayana.

Hasil lengkap dari proses otopsi itu masih dalam tahap analisis oleh tim forensik dan penyidik terus mendalami kronologi kejadian dan telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk orang tua korban.

Penyidik juga sedang mengumpulkan bukti pendukung lainnya untuk memastikan penyebab kematian korban secara akurat dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. ***