Pekanbaru (ANTARA) - Pengelola Bandar Udara Sultan Syarif Kasim (SSK II) Pekanbaru, Provinsi Riau waspadai persebaran virusHuman Metapneumovirus (HMPV) melalui bandara setempat terkait dengan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ispa) yang meningkat di sejumlah negara.
"Manajemen Bandara SSK II Pekanbaru, sudah mengambil upaya proaktif untuk mencegah virus tersebut antara lain dengan memperketat pengawasan terhadap penumpang yang datang dari luar negeri terutama negara yang melaporkan ada kasus HMPV itu," kataGeneral Manager Bandara SSK IIPekanbaru Radityo Ari Purwokodi Pekanbaru, Senin.
Dia menjelaskan petugas kesehatan di bandara akan melakukan pemeriksaan kesehatan secara ketat terhadap penumpang yang menunjukkan gejala ispa.
Pihaknya juga membutuhkan kolaborasi dengan para pemangku kepentingan untuk menangani kasus virus tersebut, sedangkan pengelola bandara juga menyediakan fasilitas kesehatan secaralengkap di tempat itu.
"Penting juga Bandara SSK II Pekanbaru meningkatkan kebersihan dan sanitasi di seluruh area bandara, fasilitas cuci tangan, menyediakan hand sanitizer pada beberapa titik untuk memudahkan penumpang membersihkan tangan mereka saat menunggu terbang," katanya.
Penumpang juga disarankan menggunakan masker saat di tempat umum, sedangkan sebagai upaya preventif lain maka bandara menangani secara awal saat penumpang terdeteksi terjangkit virus itu.
Kepala Kantor Balai Kekarantinaan Kelas I PekanbaruAryanti mengatakan HMPV bukan virus baru yang memiliki gejala seperti flu pada umumnya, melainkan hanya memiliki gejala flu.
Akan tetapi, katanya, pada gejala berat bisa menyebabkan ispa dan deteksi patogen telah terjadi di banyak negara di belahan Bumi utara dalam beberapa minggu terakhir.
"Tingkat infeksi pernapasan akut yang dilaporkan di Tiongkok, termasuk HMPV bukan wabah yang tidak biasa. WHO juga menyarankan tidak perlu melakukan pembatasan perjalanan. Masyarakat tidak usah panik," katanya.
Kementerian Kesehatan sudah mengeluarkan Surat Edaran Nomor PM.03.01/C/28/2024 tentang kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap flu burung dan ispa.
Selain itu, penggunaan Satu Sehat Health Pas (SSHP) terus digalakkan karena membantu penelusuran riwayat perjalanan seseorang ke luar negeri sehingga akan lebih mudah mendeteksi virus yang dibawa dari negara yang pernah dilalui.
"Semoga bisa mencegah penyebaran virus tersebut dan masyarakat tetap diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti anjuran menjaga kesehatan pribadi dengan baik," katanya.