Mendag Budi Santoso pastikan ketersediaan bahan pokok aman untuk Nataru

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, Mendag

Mendag Budi Santoso pastikan ketersediaan bahan pokok aman untuk Nataru

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso dalam Rapat Koordinasi Nasional Persiapan Natal dan Tahun Baru 2024 di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (28/11/2024). (ANTARA/HO-Kemendag)

Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso memastikan bahwa ketersediaan barang kebutuhan pokok (bapok) aman untuk periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).

Budi mengatakan Kementerian Perdagangan (Kemendag), Satgas Pangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta kementerian/lembaga lainnya, bekerja sama untuk memastikan stok pangan mencukupi untuk persiapan Nataru serta harga yang tetap stabil.

"Sampai Nataru aman, karena sekarang juta tidak ada gejolak harga kan sebenarnya," kata Budi di Jakarta, Kamis.

Namun demikian, Budi menyampaikan bahwa pemerintah akan melakukan antisipasi gejolak harga di pasar menjelang Nataru.

Menurutnya, rapat pengendalian harga akan terus dilakukan untuk memastikan tidak terjadi kenaikan harga dan kelangkaan barang.

Selain itu, Budi juga mengatakan akan memberikan perhatian ekstra terkait dengan ketersediaan minyak goreng untuk persiapan Nataru.

"Biasanya kan menjelang Nataru, kemudian Lebaran itu kan kebutuhan meningkat ya terutama minyak goreng. Nah minyak goreng, MinyaKita tadi harganya kan masih relatif stabil, walaupun beberapa daerah itu mengalami peningkatan permintaan," ujarnya.

Sebelumnya, menyebut harga minyak goreng rakyat atau MinyaKita diproyeksikan akan turun dalam dua hari.

"Ya 2-3 hari sudah turun," ujar Budi.

Budi mengatakan saat ini tren harga MinyaKita sudah mulai menurun. Namun demikian, Kemendag, satgas pangan dan juga beberapa kementerian/lembaga terkait akan terus berkoordinasi untuk memastikan agar MinyaKita tidak naik lagi di beberapa daerah.

Saat ini harga rata-rata MinyaKita secara nasional Rp17.100 per liter. Namun, di beberapa daerah seperti Jawa, Sumatera masih sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp15.700.

Kenaikan harga MinyaKita, kata Budi, disebabkan karena distribusi dari distributor ke pengecer tidak lancar.

Menurut Budi, pasokan minyak goreng terbilang tidak ada masalah dan kebutuhan domestic market obligation telah terpenuhi.