Jakarta (ANTARA) - Paparan radiasi sinar ultraviolet (UV) matahari dapat merangsang produksi melanin berlebihan, yang menyebabkan terjadinya hiperpigmentasi atau fotomelanosis atau bintik matahari atau melasma pada kulit menurut dokter ahli.
Dokter kulit pendiri Oprava Aesthetics, Dr. Akanksha Sanghvi, menjelaskan bahwa produksi melanin yang berlebihan menyebabkan munculnya bercak-bercak yang tidak merata dan lebih gelap pada kulit.
"Biasanya di area yang paling banyak terpapar sinar matahari, seperti wajah dan tangan," katanya dalam wawancara dengan Hindustan Times yang disiarkan pada Selasa (12/11).
Ia menyampaikan bahwa hiperpigmentasi pada dasarnya merupakan respons perlindungan kulit. Paparan sinar UV matahari pada kulit akan merangsang produksi melanin untuk melindungi lapisan kulit yang lebih dalam dari kerusakan.
"Namun, proses ini terkadang dapat menyebabkan produksi melanin yang berlebihan, yang mengakibatkan bintik-bintik atau bercak-bercak hitam," katanya.
"Paparan sinar matahari yang terlalu lama tanpa perlindungan yang memadai dapat memperburuk pigmentasi ini, sehingga sangat penting untuk menggunakan tabir surya dan membatasi paparan sinar matahari guna mencegah dan mengatasi bintik-bintik hitam ini," ia menjelaskan.
Menurut Dr. Sanghvi, penggunaan tabir surya secara konsisten dapat membantu mencegah kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari.
"Pilih tabir surya berspektrum luas, tahan air, dengan SPF 40 atau lebih tinggi, dan aplikasikan kembali setiap dua jam, terutama jika Anda berenang atau berkeringat," katanya.
Dia juga menyarankan pemakaian pelindung seperti topi bertepi lebar dan kacamata hitam anti-UV untuk meminimalkan dampak paparan sinar matahari terhadap kulit.
Kepada mereka yang sudah mengalami hiperpigmentasi akibat paparan sinar UV matahari, Dr. Sanghvi menyarankan beberapa pilihan perawatan.
"Perawatan topikal yang mencakup bahan-bahan seperti arbutin, ekstrak licorice, vitamin C, dan niacinamide dapat membantu mencerahkan bintik hitam dengan menghambat produksi melanin dan mendorong pergantian sel," katanya.
Menurut dia, perawatan laser dan pengelupasan kimia juga bisa dilakukan untuk mengatasi masalah pigmentasi yang lebih membandel.
Dia mengingatkan bahwa penentuan pilihan perawatan kulit sebaiknya dilakukan melalui konsultasi dengan dokter kulit yang berkualifikasi.
Selain menjalani program perawatan dari profesional, Dr. Sanghvi mengatakan, penerapan rutinitas perawatan kulit tertentu dapat membantu mengatasi masalah kulit.
"Eksfoliasi lembut menggunakan bantalan/tisu pengelupas yang mengandung AHA, BHA, seminggu sekali sangat penting untuk mengangkat sel kulit mati dan mendorong pembaruan sel," katanya.
Namun, dia mengatakan, eksfoliasi harus dilakukan secara berhati-hati supaya tidak sampai menimbulkan iritasi kulit dan memperburuk masalah pigmentasi.
Dia juga menyarankan penerapan diet seimbang yang mencakup buah dan sayuran berwarna oranye/kuning yang kaya beta karoten untuk mendukung perbaikan kulit dan mengurangi peradangan.
Di samping itu, penting pula menjaga tubuh terhidrasi serta menghindari konsumsi alkohol dan rokok agar kulit tetap sehat.
Baca juga: Apple sebut iPhone 12 telah patuhi regulasi tentang radiasi
Baca juga: Dubes RI tegaskan impor produk dari Jepang tak perlu sertifikat radiasi
Berita Lainnya
DPR: Atasi masalah gizi lewat program stunting posyandu dan Makan Bergizi Gratis
21 November 2024 17:01 WIB
Daftar tunggu 23 tahun, wujudkan berhaji dengan mendaftar di BRK Syariah
21 November 2024 16:34 WIB
Ganda campuran Indonesia Dejan/Gloria tak ingin lengah hadapi Tang/Tse di perempat final
21 November 2024 16:17 WIB
Menpora Dito Ariotedjo minta PB Pergatsi fokus bina olahraga gateball
21 November 2024 16:01 WIB
Wapres Gibran Rakabuming Raka ajak pemuda kerja keras wujudkan Indonesia Emas 2045
21 November 2024 15:55 WIB
Komisi III DPR RI setujui Setyo Budiyanto jadi Ketua KPK 2024-2029
21 November 2024 15:49 WIB
Ringgo Agus Rahman berhasil raih Piala Citra pertamanya berkat "JESEDEF"
21 November 2024 15:05 WIB
Menteri Kebudayaan Fadli Zon sebut kekayaan budaya Indonesia adalah mega diversity
21 November 2024 14:57 WIB