Pekanbaru, (Antarariau.com) - Perolehan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Riau dari sub sektor perkebunan dan kehutanan selama lima tahun terakhir rata-rata mengalami peningkatan sebesar 24,95 persen per tahun.
"Pencapaian tersebut, antara lain lebih akibat didukung oleh pembangunan sub sektor perkebunan di Provinsi Riau yang selama ini telah menunjukkan perkembangan yang signifikan," kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau Zulher di Pekanbaru, Jumat.
Menurut Zulher, bagi Provinsi Riau, perkebunan selain sebagai salah satu pilar penyangga devisa negara dan kekuatan ekonomi nasional, juga berperan langsung dalam mengurangi jumlah penduduk miskin, pengangguran dan pengembangan daerah.
Untuk itu, katanya, sektor perkebunan perlu dijaga dan ditata dengan baik khususnya menghindari terjadinya kebakaran lahan.
"Kebijakan ini harus terus diperkuat sebab kini Riau menghadapi musim panas dan kekeringan sebagai dampak dari el nino," katanya dan menambahkan dalam menghadapi perubahan cuaca yang ekstrim akhir-akhir ini maka seluruh pelaku usaha perkebunan agar turut berperan aktif dalam mencegah kebakaran baik di wilayah yang dikuasainya maupun di wilayah interland perusahaannya.
Sebelumnya, Ketua GAPKI Pusat, H. Joefly J. Bahroeny, menyebutkan bahwa Riau adalah magnetnya kelapa sawit Indonesia, dan luas lahan kelapa sawit di Riau mencapai 2.258.553 hektare dari 8 juta ha secara nasional atau 26,25 persen.
Sedangkan penguasaan lahan perkebunan kelapa sawit di Riau hampir 64 persen dikuasai oleh masyarakat umum. "Industri sawit itu bukan lagi sumber devisa negara, namun sawit telah menjadi tempat harapan hidup jutaan masyarakat kecil, tenaga kerja yang diserapnya, perkembangan ekonomi daerah atau yang lainnya dan sumber industri baru yang terus berkembang dan meyakinkan.
"Untuk itu, kerja sama semua pihak sangat dibutuhkan agar industri ini terus terjaga," kata Joefly.