Warga kecewa, gaung HUT Siak ke-25 tak terasa ke bawah

id HUT Siak ke-25, warga banyak kecewa, Gaung HUT Siak

Warga kecewa, gaung HUT Siak ke-25 tak terasa ke bawah

Pjs Bupati Siak dan pejabat utama Pemkab Siak saat pembukaan Festival Siak Bermadah. (ANTARA/HO-Pemkab Siak)

Siak, (ANTARA) - Kabupaten Siak memasuki usia yang ke-25 tahun pada 12 Oktober 2024, Sabtu, setelah mekar dari Kabupaten Bengkalis tahun 1999. Berbagai kegiatan dilaksanakan untuk memperingati HUT tersebut yang tahun ini mencapai usia perak.

Namun begitu, ternyata tidak semua warga Siak yang merasa merayakan hari jadi tersebut. Bahkan ada yang tidak tahun kapan HUT Siak tersebut apalagi merasakan kegembiraan perayaannya.

Kekecewaan ini banyak dilaporkan warga ke Calon Bupati Siak nomor urut 1, Irving Kahar Arifin saat melakukan kampanye dialogis. Seperti di Kerinci kanan, Lubukdalam, Kotogasib, Kandis, dan lainnya.

"Kami merasa perayaan HUT Siak hanya untuk kalangan tertentu, pemerintah, aparatur sipil negara dan orang politik jaringan petahana saja," Keluh Helmi dari Kuala Gasib.

Hal yang sama disampaikan Agus di Kerinci Kanan, Siregar di Kandis, dan Sinaga di Lubukdalam. Begitu juga dengan Cabup Siak, Irving yang menurutnya gema dan gaung HUT Siak tidak sampai ke kalangan masyarakat bawah.

"Saya memastikan kondisi ini tidak akan terjadi tahun depan jika menang. Jika jadi bupati saya akan melibatkan masyarakat semua kalangan, tingkatan, hingga ke RT/RW agar semua merasakan kebahagiaan pada setiap HUT Siak," ucap Irving.

Pegelaran HUT Siak secara rutin dilaksanakan sejalan dengan Festival Siak Bermadah yang sudah lebih 20 kali dihelat. Acara diisi dengan penampilan seni budaya dari berbagai daerah dalam dan luar Riau namun tak jelas konsepnya apakah untuk hiburan atau pertunjukan seni.

Tidak ada kurasi dari peserta yang tampil sehingga terlihat ada penampilan yang berkualitas, tapi ada juga yang seadanya. Selain itu pembukaan dan penutupannya mengundang artis dan musisi yang tidak jelas standarnya. Kadang grup band ataupun penyanyi yang tak ada kedekatan dengan Siak baik secara sosial maupun budaya.

Kegiatan lainnya seperti bazar banyak dikeluhkan pedagang hanya diisi oleh lembaga pemerintah daerah ataupun yang punya relasi. Warga juga mengeluhkan parkir mobil yang dipatok Rp10 ribu.