Siak, (ANTARA) - Calon Bupati Siak nomor urut 1 Irving Kahar Arifin menyayangkan hasil pertanian masyarakat Kecamatan Bungaraya tidak dinikmati secara utuh. Pasalnya petani hanya menjual gabah seharga Rp6.400 yang hasilnya dibawa ke Sumatera Utara.
Namun kemudian kembali ke Bungaraya menjadi beras dengan harga Rp16 ribu sehingga terdapat margin yang sangat besar. Jika padi tersebut digiling dan dikemas di sini tentu bakal ada keuntungan yang lebih besar.
"Ini sayang, hasil panen kita jual ke orang Sumut, gabah Rp6.400. Pulang ke sini dijual ke kita Rp16 ribu, tekor Rp10 ribu. Ini yang salah, seharusnya hasil panen dibeli semua oleh pemerintah dan harus ada beras kemasan Bungaraya, tapi ini BTN," ujarnya saya kampanye dialogis di Kampung Bungaraya.
Padahal lanjutnya infrastruktur yang sudah dibangun untuk pertanian di Bungaraya sudah cukup besar. Irving menceritakan selama dia di Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang, Kawasan Perumahan dan Permukiman sudah berjuang sejak tahun 2000 agar ada air mengaliri sawah di Bungaraya. Pasalnya sawah di Bungaraya musim panas kering dan musim hujan banjir karena masuk kategori Hidrotopografi Tipe D.
"Dimana saat air Sungai Siak pasang pun tak bisa masuk. Saya susuri itu Tasik Pesimsim di Tuah Inderapura, tapi air sedikit. Saya lihat dari Tasik Air Hitam dan dialirkan ke Bungaraya melalui Balai Kayang Mandiri. Sampai saya digertak untuk mengalirkan air ke Bungaraya ketika membuat saluran melewat lahan mereka," ujarnya.
Tupon (55) salah satu petani di Bungaraya mengaku senang dengan rencana besar Cabup Siak Irving, dia bersama ratusan warga yang hadir dengan kompak langsung mendoakan agar niat baik Irving bisa terwujud, mereka bahkan langsung menyatakan siap memilih Irving menjadi Bupati Siak.
"Saya senang kalau rencana program cetak sawah itu bisa direalisasikan, kami warga Bungaraya tentu menunggu itu terealisasi, kami berharap ini bukan janji manis dan kami tau Pak Irving pasti bisa mewujudkan itu," terangnya