Pelatih Yunani Sesumber Skuatnya Kini Lebih Hebat

id , , pelatih yunani, sesumber skuatnya, kini lebih hebat

    Pelatih Yunani Sesumber Skuatnya Kini Lebih Hebat

Belo Horizonte, (ANTARA News) - Pelatih timnas Yunani Fernando Santos menyebut timnya tengah berusaha meningkatkan kualitas permainan dari yang pernah ditunjukkan kala menciptakan kejutan besar di Piala Eropa 2004.

Semenjak mencengangkan dunia sepak bola dengan keberhasilan merebut Piala Eropa 2004, Yunani mengidentikkan diri mereka dengan ciri permainan khas, yakni pertahanan yang kokoh, kuat dan terorganisir, yang praktis telah membuat frustrasi lawan-lawan mereka.

Meski demikian mereka lantas terseok-seok berusaha mengulang kejayaan di Portugal itu, selama sembilan tahun masa kepelatihan Otto Rehhagel, yang berakhir saat mereka menutup putaran final Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan sebagai juru kunci grup.

Sejak itu, Fernando Santos, menghidupkan kembali semangat Yunani saat mengambil alih kemudi To Piratiko (Perahu Bajak Laut) menyusul kepergian Rehhagel.

Meskipun demikian, pelatih berdarah Portugal itu mengatakan kepada laman FIFA, Sabtu WIB, bahwa ia menyadari identitas sepak bola timnya yang mekar dari momen paling membanggakan mereka.

"Sejarah sepak bola Yunani dalam beberapa tahun terakhir merupakan kelanjutan dari apa yang dicapai pada 2004, kemenangan besar. Sejak itu para pemain agaknya merasa nyaman bermain dengan pola yang sama," kata Santos.

"Belakangan, kami berusaha meningkatkan kualitas permainan beranjak pola itu, namun hal itu sulit diterapkan terutama di level timnas, yang sesi latihnya tidak terlampau rutin. Kami tidak memiliki banyak kesempatan untuk bekerja sebagai grup, maka sulit mengubah pola dan kebiasaan tim."

Meskipun gaung kejayaan era Rehhagel masih terdengar, dan ikon penting seperti Georgios Karagounis, Konstantinos Katsouranis dan Theofanis Gekas masih menjadi andalan tim, tapi angin perubahan mulai berhembus.

Konstantinos Mitroglou tidak bisa disangkal sebagai salah satu bintang kualifikasi zona Eropa sementara duo Panagiotis, Tachtsidis dan Kone, di lapangan tengah menjanjikan penampilan yang meledak-ledak.

Santos memang terlihat mencoba membangun timnya sendiri, selain tidak membuang begitu saja hasil pengembangan satu dekade yang membawa Yunani melakoni empat putaran final turnamen-turnamen besar lewat pemanfaatan pemain sarat pengalaman.

"Yang bisa kami katakan, tim kali ini adalah percampuran dari 2004 dan tim yang akan berusaha menciptakan peluang saat mengendalikan bola dan menyerang dengan kualitas tersendiri," kata mantan pelatih Benfica dan Porto itu.

"Saya rasa kami layak mendapat rasa hormat dari lawan-lawan kami. Tidak ada keraguan lagi bahwa kini tak seorang pun menganggap Yunani lawan mudah."

Mereka yang akan berusaha memadamkan semangat Yunani adalah tiga tim yang membuat Grup C menarik dan sulit ditebak, yakni Kolombia, Jepang dan Pantai Gading.

"Ini grup yang sangat terbuka, tempat segalanya bisa terjadi. Empat tim dengan kualitas yang merata, dan menurut pengamatan saya, segalanya tergantung kepada bagaimana setiap tim menghadapi laga, bagaimana perasaan mereka, baik sebagai tim ataupun individual," kata Santos.

"Kepercayaan diri, namun di saat bersamaan ada kerendahan hati dan realistis," ujar Santos yang akan menggenapi tahun keempat di kursi kepelatihan Yunani seperti dikutip fifa.com.