Jakarta, (Antarariau.com) - Direktur Utama PT Pelni (Persero), Sulistyo Hardjito, mengatakan, maskapai pelayaran terbesar di Indonesia itu akan menjual tiga dari 32 kapalnya, agar mampu menekan kerugian perusahaan.
Di antara kapal penumpang yang akan dijual itu KM Kerinci, yang pernah menjadi kebanggaan PT Pelni pada dasawarsa 80-an.
Kapal penumpang kelas Kerinci (sekitar 3.700 ton bobot mati) itu dibeli dalam keadaan "gress" alias baru sama sekali dari galangan kapal di Hamburg, Jerman.
Sebelum ketiga kapal penumpang itu, PT Pelni juga telah menghibahkan kapal-kapal penumpang-kargo kelas Kerinci ini kepada TNI AL, yaitu KM Kambuna (menjadi KRI Tanjung Nusanive-973) dan KM Rinjani (KRI Tanjung Fatagar-974). Keduanya diubah menjadi kapal militer kelas angkut personel.
Hadjito, setelah rapat pimpinan BUMN di Jakarta, Kamis, mengatakan, tiga kapal yang dijual itu sudah tidak beroperasi sejak setahun lalu.
"Perseroan menjadi inefisien karena masih harus mengeluarkan biaya perawatan dan beban gaji pegawai jika mempertahankan tiga kapal itu," ujarnya.
Langkah meningkatkan efisiensi menjadi prioritas masa kepemimpinan Hardjito, yang enggan merinci lebih jauh berapa harga jual kapal-kapal itu.
Untuk menggantikan ketiga kapal penumpang yang akan dijual itu, PT Pelni sedang mengkaji bentuk dan spesifikasi kapal baru.
Ada tiga konsep kapal baru itu, yakni kapal khusus penumpang, kapal khusus barang, atau kapal penumpang yang digabungkan dengan barang, dan juga kendaraan.
Selain program efisiensi itu, dia katakan, PT Pelni juga akan menggiatkan peningkatan pelayanan kepada penumpang. Pelayanan yang buruk kepada pemakai jasa pelayaran, juga jadi pekerjaan rumah besar bagi perusahaan pelayaran plat merah itu.
Dia mengaku telah berkeliling hingga ke Natuna, Kepulauan Riau, dan berpura-pura menjadi penumpang sebelum dia dilantik Mei lalu.
"Permasalahan PT Pelni itu adalah pelayanan kepada penumpang, dan bagaimana cara menekan kerugian dengan efisiensi," ujarnya.
Pada 2013, PT Pelni membukukan pendapatan sebesar Rp2,4 triliun, namun perseroan tetap merugi sekitar Rp630 miliar, salah satunya, akibat inflasi yang menyebabkan kenaikan biaya pokok kapal.
Berita Lainnya
Presiden Jokowi: Penggunaan mesin pertanian akan tekan kerugian pangan
22 August 2022 13:49 WIB
PELNI masih lakukan investigasi kebakaran KM Bukit Raya
27 April 2024 13:07 WIB
KM Kelud Batam ke Medan ditunda akibat arus kuat
08 April 2024 4:34 WIB
Pelni usahakan seluruh kapalnya bisa tepat waktu di periode angkutan Lebaran
05 April 2024 10:47 WIB
Pelni Denpasar mengerahkan dua kapal untuk layani angkutan Lebaran 2024
01 April 2024 12:22 WIB
Pelni sediakan 780 tiket gratis untuk arus balik dari Pelabuhan Belawan Medan ke Batam
20 March 2024 14:37 WIB
Pelni adakan kegiatan Mudik Asyik bersama BUMN 2024
19 March 2024 12:39 WIB
Pelni Ambon optimalkan tiga kapal perintis untuk transportasi Lebaran
12 March 2024 15:18 WIB