BNPB Siagakan Tiga Helikopter Antisipasi Kebakaran Riau

id bnpb, siagakan tiga, helikopter antisipasi, kebakaran riau

 BNPB Siagakan Tiga Helikopter Antisipasi Kebakaran Riau

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Penanggulangan Bencana Nasional masih menyiagakan tiga helikopter pembom air untuk mengantisipasi kebakaran lahan dan hutan yang diperkirakan bakal meningkat karena pengaruh El Nino lemah pada akhir Juni 2014.

"Masih ada tiga helikopter yang disiagakan karena sesuai kontrak sampai bulan September," kata Kepala Divisi Data dan Informasi BNPB Agus Wibowo saat dihubungi Antara dari Pekanbaru, Senin.

Ia mengatakan ketiga helikopter tersebut antara lain jenis Bolco yang bisa mengangkut 500 liter air. Kemudian dua helikopter besar jenis Sikorsky dengan kapasitas 3.500 liter, Kamov 4.600 liter.

Ketiga helikopter itu sudah disiagakan sejak bencana kabut asap melanda Riau pada awal tahun 2014.

Agus Wibowo mengatakan laporan titik panas (hotspot) dari BMKG berdasarkan satelit Tera & Aqua dengan sensor Modis pada Senin pagi sekitar pukul 05.00 WIB menunjukan ada 67 titik panas di Sumatera. Sedangkan, jumlah titik panas di Riau mencapai 37 titik.

Jumlah "hotspot" tersebut tersebar di 9 kabupaten/kota di Riau. Titik panas terbanyak terdekteksi di Kabupaten Pelalawan, yakni 14 titik.

Titik panas lainnya berada di Kabupaten Kepulauan Meranti sebanyak lima titik, Indragiri Hilir (4), Siak (4), Bengkalis (3), Kuantan Singingi (3), Rokan Hilir (1), Rokan Hulu (1), Indragiri Hulu (1), dan Kota Dumai (1).

Menurut laporan BMKG, lanjutnya, cuaca di wilayah Riau diprakirakan akan cerah dan berawan dengan adanya peluang hujan ringan.

"Peluang hujan ringan masih ada dan bersifat lokal di Riau bagian barat dan selatan," katanya.

Ia menambahkan, jarak pandang (visibility) masih cukup baik di sejumlah daerah seperti di Pekanbaru mencapai 7 kilometer. Menurut dia, daerah seperti Rengat di Indragiri Hulu dan Pelalawan terdeteksi "haze" dengan jarak pandang 5 kilometer namun kondisi tersebut dinilai masih normal.

Provinsi Riau pada awal tahun ini hingga bulan Mei mengalami darurat asap akibat parahnya kebakaran hutan dan lahan. Kebakaran saat itu menghanguskan lebih dari 21.000 hektar lahan dan hutan.

BNPB mewaspadai pengaruh badai El Nino lemah yang diprakirakan mulai terasa pada bulan Juni ini akan menimbulkan cuaca lebih kering dan panas, sehingga dikhawatirkan potensi terjadinya kebakaran meningkat di Riau.

Apabila terjadi kebakaran yang tidak bisa ditanggulangi, maka dampaknya bakal mencapai negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura karena pada pertengahan tahun ini arah angin bergerak ke Utara.