Washington, (Antarariau.com) - Amerika Serikat Selasa mencela upaya pemimpin Suriah Bashar Al-Assad untuk menopang kekuasaannya dengan menggelar pemilihan presiden di tengah-tengah perang saudara yang brutal.
"Pemilihan presiden hari ini di Suriah memalukan," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri Marie Harf.
"Bashar tidak memiliki kredibilitas lebih hari ini dari dirinya kemarin."
Para pemilih di wilayah-wilayah yang dikuasai pemerintah Suriah memberikan suara dalam pemilu yang dipastikan akan mengembalikan kepemimpinan Bashar dengan mandat untuk melanjutkan pertempuran melawan pasukan pemberontak.
Setidaknya 162.000 orang tewas di Suriah sejak pemberontakan terhadap Bashar meletus pada Maret 2011, memicu tindakan keras. Lebih dari separoh jumlah penduduk telah meninggalkan rumah mereka.
Washington menyalahkan kekacauan pada pemerintahan Bashar dan menuntut dia memberi jalan kepada pemerintahan transisi.
"Pemilihan harus menjadi kesempatan bagi orang-orang dari masyarakat bebas untuk berkonsultasi dan memainkan peran penting dalam memilih pemimpin mereka," kata Harf.
"Sebaliknya, proses semacam itu tak terbayangkan saat ini di Suriah, di mana rezim terus menolak seruan-seruan untuk kebebasan dan martabat yang dimulai lebih dari tiga tahun yang lalu."
Pemilihan Selasa telah "dengan sengaja membantah hak jutaan rakyat Suriah untuk memilih," kata Harf.
"Terpisah dari realitas dan tanpa partisipasi politik, rezim Bashar menggelar pemilihan hari ini untuk terus melanggengkan 40 tahun penindasan warisan keluarga yang brutal, dengan menumpas perbedaan politik dan gagal untuk memenuhi aspirasi rakyat Suriah untuk perdamaian dan kemakmuran," tambah Harf.