Rifky bantah anaknya meninggal dalam kandungan karena ditolak RSUD Siak

id Anak meninggal dunia, kandungan meninggal dunia

Rifky bantah anaknya meninggal dalam kandungan karena ditolak RSUD Siak

Rifky ketika bersama Direktur RSUD Tengku Rafian Siak, dr. Hartini. (ANTARA/Bayu Agustari Adha)

Pekanbaru (ANTARA) - Warga Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak, Arif Hartono alias Rifky berduka akibat anaknya meninggal dunia saat masih dalam kandungan istrinya. Namun begitu dia menyatakan bahwa meninggalnya bukan akibat ditolak pendaftarannya oleh pihak RSUD Tengku Rafian Siak.

Dalam keterangannya usai berbincang dengan Direktur RSUD Tengku Rafian Siak, dr. Hartini, Minggu (28/7),Rifky menegaskan sebenarnya dari rumah kondisi janinnya memang sudah tidak ada pergerakan. Pada Jumat (26/7) itu, kemudian dia memeriksakan istrinya ke Puskesmas Dayun.

"Memang meninggal duluan, baru ke RSUD Tengku Rafian Siak karena ingin penanganan lahiran saja. Karena waktu diperiksa di Dayun memang sudah tak ada detak jantung janinnya. Pihak Puskesmas Dayun mengatakan detak jantung tak berjumpa," katanya.

Selanjutnya, daripada terjadi apa-apa pada istrinya Rifky diberikan surat rujukan ke Poli Kebidanan dan Kandungan RSUD Tengku Rafian Siak. Kemudian sampai depan meja informasi RSUD Tengku Rafian Siak, Jumat pukul 11.30 WIB petugas menyebut pendaftaran tutup pukul 11.00 WIB.

Rifky juga sempat memperlihatkan surat rujukan tadi ke petugas yang ada tulisan satgasnya, tapi dibilang tak bisa karena sudah tutup. Rifky kemudian menelpon Direktur RSUD namun karena sedang rapat di Pekanbaru dirinya berkomunikasi dengan WA saja.

Direktur menerangkan sesuai alur yang ada karena tidak mengetahui kondisi pasien. Karena tak diberitahu diagnosanya, direktur menyarankan mendaftar online agar tidak terlambat untuk kembali lagi Sabtu (27/7).

"Kemudian hari Sabtu langsung dilayani petugas di RSUD Tengku Rafian dan bilang memang sudah tidak ada (detak jantung janin). Jadi memang meninggalnya bukan karena ditolak RSUD," ungkap Rifky.

Sementara itu, Direktur RSUD Tengku Rafian Siak, dr Hartini membenarkan pihaknya menerima ada pasien datang Jumat, pukul 11.30 WIB. Suami pasien menelpon direktur tapi kebetulan dirinya sedang rapat dan menjawab Rifky via pesan WA.

"Rifky menanyakan alur poliklinik dan IGD, saya jawab sesuai aturan, kalau tidak emergency bisa besok. Saya juga berikan nomor petugas informasi tentang proses perujukan kembali. Suami pasien tak ada lagi mempertanyakan karena yang bersangkutan mau pulang dan juga mengurus BPJS Kesehatan yang belum aktif," ujarnya.

Akhirnya pada Sabtu (27/7) dokter IGD RSUD Tengku Rafian menjelaskan pasien ini sudah tidak merasakan pergerakan janin mulai dari rumah sebelum ke puskesmas. Di sana petugas mengatakan bahwa tak ditemukan detak jantung.

"Dalam rujukannya kondisi bayi sudah meninggal dalam kandungan. Kita assesment ulang di IGD dan memang meninggal dunia. Kalau dikatakan meninggal karena kelalaian itu tidak benar karena dari rujukannya didiagnosa bayi sudah meninggal di dalam kandungan," ujarnya.

Namun demikian bagi RSUD Tengku Rafian kata dr. Hartini ini ada hikmah bagi jajarannya untuk mempertajam proses skrining di meja informasi. Saat ini kondisi istri Rifky masih dalam perawatan pasca melahirkan di Ruang Rawat Inap Arafah RSUD Tengku Rafian dan mendapatkan penanganan maksimal usai bayi dilahirkan secara normal pada Minggu (27/7) dini hari.