Istanbul (ANTARA) - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kembali menegaskan komitmen Turki untuk menjadi anggota Uni Eropa (EU) dan menggambarkannya sebagai “tujuan strategis negaranya.
“Keanggotaan penuh di Uni Eropa adalah tujuan strategis kami. Adalah kepentingan kita bersama agar EU mendekati Turki dari perspektif yang sama,” kata Erdogan pada konferensi pers bersama dengan Presiden Estonia Alar Karis di Ankara.
Turki mengajukan permohonan keanggotaan EU pada 1987 dan telah menjadi negara kandidat sejak tahun 1999.
Negosiasi keanggotaan dimulai pada 2005 tetapi menemui jalan buntu setelah 2007 karena masalah Siprus dan tentangan dari beberapa negara anggota.
Menyinggung masalah global dan regional, Erdogan mengatakan pembantaian di Gaza, tempat Israel membunuh lebih dari 37.000 warga Palestina sejak 7 Oktober 2023, mengancam stabilitas regional maupun keamanan global.
Pemimpin Turki tersebut mengatakan perdamaian permanen hanya dapat dicapai melalui solusi dua-negara, dan komunitas internasional kini harus mempertimbangkannya.
Terkait perang Ukraina sejak Februari 2022, Erdogan mengatakan solusi yang adil terhadap konflik tersebut dimungkinkan melalui diplomasi, namun inisiatif yang mengecualikan Rusia tidak akan membuahkan hasil.
Lebih lanjut Erdogan mengatakan dia dan Karis, selama pertemuan, menegaskan komitmen mereka untuk meningkatkan hubungan Turki-Estonia sembari membahas langkah-langkah bersama yang akan diambil ke arah tersebut.
Erdogan menyoroti potensi kedua negara untuk memajukan kolaborasi di segala bidang.
Ia mengatakan pertemuan pertama Komite Ekonomi dan Perdagangan Bersama yang dibentuk tahun lalu akan segera diadakan di Turki, menetapkan peta jalan baru untuk hubungan ekonomi dan komersial.
"Kita dapat meningkatkan volume perdagangan kita, yang telah mencapai 429 juta dolar AS (Rp7 triliun) pada tahun 2023 dan investasi timbal balik lebih jauh lagi,” ucap Erdogan.
Sebagai sekutu NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara), kata dia, kedua negara juga harus meningkatkan kerja sama yang sudah ada di industri pertahanan.
Erdogan menyoroti posisi penting Estonia secara global dalam transformasi digital, aplikasi digital, dan pertahanan siber, serta menekankan diskusi mengenai berbagi pengalaman di bidang-bidang tersebut.
“Saya dengan tulus yakin bahwa hubungan bilateral kita yang erat dan solidaritas kita di dalam NATO akan terus diperkuat dengan landasan yang kokoh,” tutur dia.
Baca juga: Suporter Turki ngamuk usai negaranya dibantai Portugal
Baca juga: Presiden Turki Tayyip Erdogan desak negara-negara untuk berhenti pasok senjata ke Israel
Sumber: Anadolu