Tanjung Selor (ANTARA) - Pemkab Bulungan bersama tim Global Green Growth Institute (GGGI) dan Global Affairs Canada (GAC) Kanada melakukan survei kehidupan nelayan dan ekosistem mangrove di Delta Sungai Kayan, menindaklanjuti kesepakatan kerja sama pembangunan hijau berkelanjutan.
"Kami sangat apresiasi dukungan GGGI Indonesia dan Kedutaan Kanada dalam upaya mendukung program pembangunan berkelanjutan khususnya di wilayah ekosistem Mangrove di Delta Kayan Bulungan," ujar Sekretaris Daerah Bulungan Risdianto di Tanjung Selor, Selasa.
Pada Senin 927/5/2024) jajaran pemkab Bulungan meninjau kawasan mangrove di Delta Kayan yang menjadi target program konservasi, tepatnya di Desa Liagu, Kecamatan Sekatak.
Tim GGGI dan GAC didampingi Kepala Bappeda, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bulungan, Dinas Kehutanan Provinsi Kaltara, dan KPH Tarakan. Mereka melakukan survei pengelolaan, perlindungan, dan pemanfaatan kawasan pesisir dan mangrove, serta mendiskusikan kendala dan peluang di masa depan.
Salah satu fokus utama kunjungan ini adalah memahami ketergantungan masyarakat terhadap hutan bakau. Tim GGGI dan GAC Kanada mengadakan diskusi dengan para nelayan subsisten di Desa Liagu untuk menggali informasi tersebut.
Direktur Divisi 1 Asia Tenggara dan Oseania, OSP, GAC Audri Makhopadhyay, mengatakan kehadiran timnya adalah bagian kerja sama antara Pemerintah Kanada dan Indonesia dibantu dengan tim GGGI dalam rangka membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan di wilayah sekitar kawasan mangrove.
Berdasarkan hasil diskusi, tim GGGI dan GAC Kanada akan melibatkan seluruh unsur masyarakat dan pemerintah setempat menjalankan program konservasi mangrove. Mereka juga akan fokus pada pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi, sosial, dan budaya, serta menjaga aspek lingkungan untuk keberlanjutan pembangunan.
"Kami ingin melihat secara langsung proyek yang akan kami jalankan selama lima tahun ke depan, seperti pemberdayaan pada masyarakat termasuk peningkatan kapasitas Pemerintah menyangkut perencanaan untuk peningkatan ekosistem mangrove.
Program Nature-Based Solutions (NbS) for Climate-Smart Livelihoods in Mangrove Landscapes (NASCLIM) GGGI Indonesia di Bulungan mencanangkan empat wilayah, yaitu Desa Liagu, Sekatak, Sekatak Buji, dan Salimbatu.
Tim GGGI dan GAC melakukan survei lapangan di lokasi-lokasi tersebut untuk memetakan masalah dan merumuskan program yang tepat.
GGGI berkomitmen memberikan kontribusi yang berarti, meski menyadari bahwa menyelesaikan semua masalah di wilayah mangrove Delta Kayan membutuhkan waktu dan usaha yang besar.
"Namun minimal ada yang bisa kami lakukan untuk pembangunan di Bulungan terutama di wilayah kerja kami," kata Taswin Munier.
Baca juga: Kegiatan sederhana berbasis alam dapat meningkatkan kesehatan mental siswa
Baca juga: Muhammadiyah tanam 1.000 bibit mangrove, cegah abrasi di pantai selatan Jawa
Berita Lainnya
UNIFIL berduka atas tewasnya petugas penjaga perdamaian akibat tabrakan di Lebanon
16 November 2024 16:25 WIB
Indonesia mulai integrasikan bioenergi dan CCS guna kurangi emisi karbon
16 November 2024 16:10 WIB
Presiden China Xi Jinping ajak anggota APEC promosikan ekonomi inklusif
16 November 2024 15:57 WIB
Mike Tyson kalah dari Paul Jake dalam pertarungan selama delapan ronde
16 November 2024 15:49 WIB
BPBD DKI sebut genangan banjir rob di Jakarta Utara mulai berangsur turun
16 November 2024 15:25 WIB
Ketua MPR Ahmad Muzani lelang 1 ton sapi untuk disumbangkan korban Gunung Lewotobi
16 November 2024 15:10 WIB
Presiden Prabowo: APEC harus jadi model solidaritas dan kolaborasi Asia Pasifik
16 November 2024 14:49 WIB
Nelayan di Flores Timur NTT mulai lakukan aktivitas memancing
16 November 2024 14:01 WIB