Wenchang (ANTARA) - Wahana antariksa Chang'e-6 diharapkan dapat mengungkapkan sejarah pembentukan bulan yang masih menjadi misteri bagi manusia, kata ofisial proyek tersebut pada Jumat.
"Misi Chang'e-6 ini sangat menarik karena akan menceritakan banyak hal kepada kita tentang sejarah awal dan pembentukan bulan apalagi sisi jauh bulan mungkin adalah hal yang mistis, karena kita belum pernah benar-benar melihatnya," kata manajer proyek "Negatif Ions at the Lunar Surface" (NILS) Neil Melville di Haiko, provinsi Hainan, China pada Jumat (3/5).
NILS adalah proyek yang dikerjakan Badan Antariksa Eropa (European Space Agency atau ESA) yang ikut bekerja sama dalam peluncuran wahana antariksa Chang'e-6.
Chang'e-6 milik Badan Antariksa Nasional China (CNSA) itu diluncurkan dari Wenchang Space Launch Site, pada Rabu (03/05) pukul 17.27 waktu setempat dengan menggunakan roket pembawa Long March-5 Yao-8.
"Menurut saya eksplorasi luar angkasa mendorong kita untuk sama-sama mengakui bahwa bumi hanyalah satu dan manusia juga adalah satu spesies yang menjadi satu kesatuan, saat ini kita melanjutkan perjalanan yang masih di tahap awal untuk mengeksplorasi alam semesta, kita perlu berkolaborasi," tambah Neil.
Selain ESA, dalam misi Chang'e-6 kerja sama juga dilakukan dengan Badan Antariksa Prancis (Centre national d'études spatiales atau CNES) untuk menyediakan deteksi isotop radon di permukaaan bulan; Badan Fisika Nuklir Italia (National Institute for Nuclear Physics atau INFN) untuk menyediakan reflektor laser saat pendaratan (Instrument for landing - Roving laser Retroreflector Investigations); serta satelit kecil dari Pakistan bernama ICUBE-Q Cubesat yang membawa kamera optik ganda untuk memotret permukaan bulan.
"Saya senang melihat semua agensi antariksa merespons dengan cara yang sama. Bila kita terus melakukan ini, kita sedang mempercepat arah menuju masa depan sehingga kita memiliki lebih banyak misi dan mencapai lebih banyak tujuan, jadi saya cukup bersemangat akan peluncuran ini," tambah Neil.
Mengenai program NILS, Neil menyebut bila sukses, program tersebut dapat menyingkap apa yang terjadi ketika angin matahari mengenai permukaan bulan karena bulan tidak memiliki magnetosfer seperti di bumi yang dapat membelokan angin matahari dari permukaan.
"Bulan tidak memiliki medan magnet. Angin matahari menerpanya, saat angin matahari mengenai permukaan bulan sehingga menghamburkan partikel-partikel permukaan bulan maka teori kami, akan ada ion negatif yang dikeluarkan dari permukaan bulan dan mereka tidak cukup kuat untuk bertahan hidup di orbit, jadi NILS mencoba melihat apakah model kami benar bahwa ion negatif akan ada di sana," jelas Neil.
Jika ada ion negatif di permukaan bulan, maka artinya ia dapat mengukur oksigen, hidrogen, rasio, masa hidup serta membuat karakter lingkungan di bulan.
"Dan bahkan jika kita tidak menemukan ion negatif itu, maka tetap memberi tahu banyak hal tentang model yang sudah kami buat sebelumnya. Hasil pemantauan akan memberi kami informasi soal permukaan bulan, plasma, ion, jenis material apa yang ada di sana," ungkap Neil.
Pada akhirnya, bila manusia dapat pergi ke bulan dengan mesin yang lebih kompleks dan ingin tinggal di bulan maka pemahaman soal lingkungan bulan sangatlah penting.
"Namun misi Chang'e-6 ini juga memiliki tantangan teknis karena mendarat di sisi jauh bulan sehingga tidak dapat melakukan komunikasi radio secara langsung karena terhalang lokasi bulan itu sendiri. Jadi, kami membutuhkan satelit tambahan atau beberapa satelit agar komunikasi dapat terhubung ke bumi," kata Neil.
Misi Chang'e-6 akan mendarat di sisi jauh bulan (sisi yang tidak terlihat dari bumi) di lokasi yang disebut South Pole Aitken Basin yaitu cekungan berdiameter sekitar 2.400 kilometer dan menjadi cekungan tertua sekaligus terbesar yang diketahui manusia di bulan.
Karena lokasi pendaratan akan dilakukan di sisi jauh bulan, tidak dimungkinkan untuk berkomunikasi langsung dengan stasiun darat di bumi, sehingga dukungan komunikasi relai diberikan dari satelit Queqiao-2.
Misi Chang'e-6 terdiri dari wahana pengorbit (orbiter), wahana pendarat (lander), wahana penjelajah (ascender) dan wahana untuk kembali ke bumi (reentry module).
Chang'e-6 juga dilengkapi dengan kamera pendaratan, kamera panorama, penganalisis spektrum mineral, detektor struktur tanah bulan dan sistem tampilan bendera nasional.
Total waktu pelaksanaan misi Chang'e-6 adalah selama 53 hari dengan durasi pengambilan sampel di sisi jauh bulan "hanyalah" 14 jam karena keterbatasan waktu komunikasi radio di sisi jauh bulan.
Baca juga: Tiga astronot China sapa publik dari luar angkasa di peringatan Hari Antariksa
Baca juga: Pesawat Antariksa kargo Rusia Progress MS-26 berhasil merapat ke ISS
Berita Lainnya
UNIFIL berduka atas tewasnya petugas penjaga perdamaian akibat tabrakan di Lebanon
16 November 2024 16:25 WIB
Indonesia mulai integrasikan bioenergi dan CCS guna kurangi emisi karbon
16 November 2024 16:10 WIB
Presiden China Xi Jinping ajak anggota APEC promosikan ekonomi inklusif
16 November 2024 15:57 WIB
Mike Tyson kalah dari Paul Jake dalam pertarungan selama delapan ronde
16 November 2024 15:49 WIB
BPBD DKI sebut genangan banjir rob di Jakarta Utara mulai berangsur turun
16 November 2024 15:25 WIB
Ketua MPR Ahmad Muzani lelang 1 ton sapi untuk disumbangkan korban Gunung Lewotobi
16 November 2024 15:10 WIB
Presiden Prabowo: APEC harus jadi model solidaritas dan kolaborasi Asia Pasifik
16 November 2024 14:49 WIB
Nelayan di Flores Timur NTT mulai lakukan aktivitas memancing
16 November 2024 14:01 WIB