Jakarta (ANTARA) - Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih memungkinkan mencapai kisaran 4,5-5 persen pada 2024, kendati terjadi eskalasi konflik antara Iran dengan Israel.
"Kalau saya lihat sejauh ini, dengan eskalasi konflik yang sekarang menurut saya dampak terhadap ekonomi sektor riil itu masih terbatas, kalau kita lihat untuk tumbuh katakanlah 4,5 sampai 5 persen, saya masih punya keyakinan di 2024 kita masih bisa tumbuh,” katanya dalam webinar “Dampak Kebijakan Ekonomi Politik di tengah Perang Iran-Israel” di Jakarta, Senin.
Keyakinan terhadap pertumbuhan ekonomi di kisaran 4,5-5 persen didasari pengalaman Indonesia yang berhasil melalui tantangan akibat perang antara Rusia dengan Ukraina sejak 2022.
Saat itu, kebutuhan pangan terutama gandum mengalami hambatan di tingkat global, tetapi ekonomi Indonesia secara makro masih bisa bertumbuh.
"Memang tidak akseleratif (pertumbuhan ekonomi Indonesia), tapi untuk sekadar bertahan sebetulnya masih memungkinkan dalam situasi ketidakpastian ekonomi dan geopolitik yang meningkat saat ini,” ungkap Eko.
Dia juga menduga bahwa dampak konflik antara Iran dengan Israel takkan terjadi apabila pemerintah dapat mengelola komponen konsumsi dan produksi, terutama berkaitan dengan industri sebagai salah satu sektor penggerak pertumbuhan ekonomi.
Namun, untuk menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 7 persen, agak sulit dilakukan karena kondisi global tidak mendukung dan keadaan domestik belum mampu menunjang optimisme fundamental ekonomi dalam negeri.
"Ekonomi kita itu sebetulnya masih inward looking (kebijakan yang berfokus pada pengembangan industri dalam negeri), jadi masih sangat didominasi oleh aktivitas domestik. Hanya saja yang harus kita lihat kalau kemudian rupiah terus berfluktuasi, kemudian harga energi juga cenderung meningkat, itu tetap saja juga berdampak terhadap ekonomi domestik, akan menggerus kemampuan ekonomi kita,” ucap Wakil Direktur Indef.
Baca juga: Kemenkeu terus pantau ekonomi global untuk jaga surplus perdagangan RI
Baca juga: Ekonom: Kondisi ekonomi global saat ini mengindikasikan ketidakpastian tinggi
Berita Lainnya
136 desa di Bengkalis implementasikan Siskeudes-Link melalui CMS BRK Syariah
03 May 2024 17:03 WIB
Pond's gandeng 3 wanita berprestasi untuk kenalkan produk terbarunya
03 May 2024 16:55 WIB
Perang 9 bulan bisa hapus 44 tahun laju pembangunan manusia di Jalur Gaza
03 May 2024 16:39 WIB
Nilai tukar rupiah menguat karena dolar AS lanjut melemah setelah pertemuan FOMC
03 May 2024 16:25 WIB
Flek hitam akibat matahari bisa dicegah dengan menggunakan produk pencerah kulit
03 May 2024 16:21 WIB
Penerbangan dari Bandara Internasional Kertajati ke Singapura dibuka September 2024
03 May 2024 15:52 WIB
Panas ekstrem dapat berdampak besar pada kesehatan mental
03 May 2024 15:39 WIB
Menperin Agus Gumiwang pastikan investasi Apple di RI tetap berjalan
03 May 2024 15:16 WIB