Lhasa (ANTARA) - Pada awal musim semi, bunga persik bermekaran di Desa Kala di Kota Nyingchi, Daerah Otonom Xizang, China barat daya, di mana festival bunga persik yang ikonis diadakan pada akhir Maret, menarik perhatian banyak wisatawan untuk berkunjung ke desa tersebut.
Dengan hamparan pohon persik yang sebagian besar masih liar di daerah pegunungannya, Desa Kala dikenal dengan pemandangan indah bunga-bunga putih yang bermekaran dengan latar belakang pegunungan yang diselimuti salju.
Lanskap unik tersebut telah menjadi simbol budaya dan ekonomi kawasan dataran tinggi itu. Dari Januari hingga Maret tahun ini, Nyingchi menerima hampir 2,31 juta kunjungan wisatawan, dengan total pendapatan pariwisata menembus 2 miliar yuan.
Menyambut musim bunga persik, penduduk desa bernama Nyima Chokyi (56) menjalani kesibukannya dalam menyambut para wisatawan seperti tahun-tahun sebelumnya. Nyima Chokyi yang ramah dan bersahabat telah dikenal dan diingat oleh banyak pengunjung.
"Nyima Chokyi membagikan pemandangan indah dan kisah-kisah menarik tentang kampung halamannya kepada kami, yang membuat saya merasa seperti di rumah sendiri," kenang seorang wisatawan muda yang pernah menginap di rumah Nyima Chokyi saat festival bunga persik, ketika bisnis penginapan belum diluncurkan di desa itu.
Nyima Chokyi juga senang membantu wisatawan yang tersesat dan para warga lanjut usia (lansia) yang mengalami mabuk ketinggian.
Untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan para wisatawan, Nyima Chokyi mulai mempelajari bahasa Mandarin sejak festival bunga persik pertama. "Sebelumnya saya tidak bisa berbahasa Mandarin, tetapi sekarang saya bisa berkomunikasi dengan baik dengan wisatawan dalam bahasa Mandarin, bahkan bisa membedakan logat mereka," ujarnya.
Untuk membuat daerah tersebut lebih menarik bagi para pengunjung, Nyima Chokyi dan penduduk desa lainnya mulai menanam pohon persik di lahan kosong di dekat desa itu dalam beberapa tahun terakhir guna meningkatkan kualitas lingkungan ekologisnya. Saat ini, sebanyak 8.000 pohon persik telah ditanam.
Nyima Chokyi melihat sendiri bagaimana aktivitas mengamati bunga yang populer menghasilkan pendapatan besar bagi desa itu.
Pada tahun 1998, penduduk desa memperoleh 2.000 yuan dari pariwisata, sementara pada 2023, Desa Kala menerima lebih dari 110.000 kunjungan wisatawan yang menikmati keindahan bunga persik, dengan pendapatan dari tiket objek wisata dan konsumsi tambahan wisatawan menembus angka 3,41 juta yuan.
Selama bertahun-tahun, Nyima Chokyi dan penduduk desa lainnya telah melakukan perjalanan ke kota-kota seperti Beijing, Shanghai, dan Hangzhou. Mereka mengintegrasikan apa yang mereka pelajari di kota-kota besar ke dalam pariwisata lokal, menjadikan desa mereka lebih menawan dan menarik bagi wisatawan.
"Dengan berbekal pengalaman yang lebih banyak, saya berharap dapat mempromosikan lebih jauh pariwisata di desa kami," ujar Nyima Chokyi.
Baca juga: Dua bunga Rafflesia arnoldi telah mekar sempurna di Bengkulu Selatan
Baca juga: Petugas BBKSDA Riau Temukan Dua Bunga Bangkai Mekar Tiga Meter
Berita Lainnya
WALHI dorong pemerintah untuk optimalkan upaya pengurangan sampah
14 November 2024 17:02 WIB
BKSDA catat masih ada 120 ekor gajah Sumatera yang hidup di TNBT Jambi
14 November 2024 16:48 WIB
Italia harapkan agar hubungan dagang lebih baik dengan Indonesia
14 November 2024 16:07 WIB
Madrasah akan ikuti kebijakan Kemendikdasmen soal mata pelajaran AI dan Coding
14 November 2024 16:01 WIB
Rusia akan respons penempatan pangkalan pertahanan Amerika Serikat di Polandia
14 November 2024 15:54 WIB
Pengamat nilai timnas Indonesia perlu kerja keras untuk imbangi Jepang
14 November 2024 15:46 WIB
Ahli BRIN imbau warga di pesisir waspadai banjir rob imbas fenomena "Supermoon"
14 November 2024 15:08 WIB
Bawaslu sebut tidak temukan dugaan pelanggaran pemilu di Kepulauan Seribu
14 November 2024 14:59 WIB