Pekanbaru (Antarariau.com) - Sri Manila, seorang siswi Sekolah Menegah Atas (SMA) Negeri Binaan Khusus Kota Dumai, penerima beasiswa dari Program Darmasiswa Chevron Riau (DCR) berjanji nantinya ketika menjadi sarjana, akan membangun daerah ini menjadi lebih baik.
"Saya akan berusaha untuk hidup saya, orang tua, adik dan tanah kelahiran. Percaya, dan saya akan berusaha untuk membangun daerah ini jauh lebih baik," kata Sri Manila disela mengikuti acara pemaparan tentang perusahaan tersebut di dalam gedung Politeknik Caltex Riau (PCR) dengan narasumber para petinggi Chevron, Senin siang.
Sri Manila merupakan anak seorang buruh yang memiliki cita-cita tinggi namun mengalami keterbatasan biaya untuk melanjutkan program pendidikan.
Dia anak sulung dari enam bersaudara hasil buah pernikahan M Ruden (54) dan Ariyanti (39).
Melalui DCR, dia akhirnya mendapat kesempatan untuk impiannya itu, duduk di bangku kuliah pada salah satu universitas terkemuka.
"Sejak SMP saya sangat ingin mendapatkan beasiswa Chevron untuk mengurangi beban orang tua. Karena saya ingin sekali membanggakan orang tua dengan bersekolah setinggi-tingginya tanpa lagi menyusahkan mereka. Saya ingin sukses dengan restu dan bukan karena susahnya orang tua," kata dia.
Darmasiswa Chevron Riau (DCR) adalah program beasiswa yang diperuntukkan bagi pelajar berprestasi tingkat Sekolah Menengah Atas (SLTA)/sederajat di seluruh wilayah kabupaten/kota di Riau untuk anak bangsa melanjutkan kuliah di perguruan tinggi.
Program sosial pendidikan ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 2001, dan tahun ini telah memasuki usia ke 14 dengan jumlah penerima yang terus tumbuh setiap tahun, sesuai dengan perkembangan jumlah kabupaten/kota di Provinsi Riau.
DCR juga menjadi ajang bagi para pelajar berprestasi yang selama ini menjadi incaran bagi banyak siswa-siswi di Riau.
Sri Manila menjadi salah satu diantara 101 calon penerima manfaat DCR yang merupakan para pelajar SMA tingkat akhir asal berbagai kabupaten/kota di Riau.
"Mereka baru dikatakan sebagai penerima beasiswa ketika telah melaksanakan program ini dengan duduk di bangku kuliah. Karena jika itu tidak dilaksanakan, maka program ini tidak menjadi manfaat," demikian kata General Manager PGPA, Sainur Arif saat presentasi mengenai "Chevron Overview".
Mengenai itu, Sri Manila optimistis untuk mampu duduk di bangku kuliah pada universitas terkemuka.
"Saya ingin melanjutkan kuliah dengan mengambil jurusan Hubungan Internasional di Universitas Indonesia. Karena itu adalah tujuan dan cita-cita saya sejak SMP," kata Sri.
Sebagai anak seorang buruh dengan gaji pas-pasan, Sri mengaku sangat berkeinginan mengangkat derajat keluarga di masa depan yang cerah.
Sejak tiga tahun lalu, dia yang menjadi harapan keluarga sederhana itu bermimpi untuk mampu berbahasa asing dengan baik dan berpolitik yang cerdas, merubah masa krisis menjadi baik.
"Saya ingin menjadi orang kaya dan membahagiakan kedua orang tua serta mampu menjadi tulang punggung untuk kelima adik-adik saya," katanya.
Sri menyatakan, dirinya bukan merupakan anak dengan tingkat kecerdasan luar biasa, namun aktif dalam berbagai kegaitan yang dapat membanggakan.
Namun kedepan, kata dia lagi, komitmen yang dibangun adalah memberikan kekuatan pada diri untuk berjuang melawan malas hingga meraih mimpi menjadi seorang master pada bidang yang ditekuni.
"Saya akan berusaha untuk menyelesaikan pendidikan hingga S2 dalam waktu kurang dari 5,5 tahun. Nanti kalau sudah berusia 27 tahun, baru saya menikah," katanya.
Manajemen karir yang dibangun itu, menurut dia telah dirancang sejak dini, agar kehidupan lebih terarah dan mendapat hasil yang cemerlang dalam mimpi di masa depan.
Untuk daerah kelahiran, Kota Dumai, Sri Manila berjanji akan memberikan kebaikan dikemudian hari, ketika semua mimpi dan cita-cita itu terlaksana dengan sempurna.
Kota Dumai merupakan kota yang memiliki daratan terluas, dan menurut dia, sangat tidak mungkin daerah itu tidak bisa menjadi tujuan wisata domestik dan luar negeri.
"Di sana, banyak lahan kosong yang tidak tergarap dengan baik, dan saya akan melaksanakan tugas-tugas itu. Menjadikan Dumai sebagai daerah tujuan wisata dan memanfaatkan lahan kosong secara optimal," kata dia.
Jika itu nantinya telah berhasil, demikian Sri, baru kemudian mimpi dilanjutkan dengan membangun Provinsi Riau untuk menjadi daerah yang maju dan lebih berkembang.
Menurut dia, Riau saat ini memiliki aset wisata natural tak terhingga, alam yang luas, dan penuh dengan warisan budaya.
"Ini adalah peluang masa depan untuk Riau lebih baik. Khusus objek wisata, pengelolaannya harus dengan sebaik mungkin tanpa harus merusak alam yang dapat mengganggu ekosistem," katanya.
Tentu, lanjut kata anak seorang buruh, kedepan mimpi selanjutnya adalah membuka semangat dan aroma baru bagi Dumai dan Riau demi tercapainya tujuan bersama.
Agar kedepan, lanjut kata pemimpi, Riau juga mampu menjadi daerah yang menjadi pusat pelabuhan, perdagangan, pariwisata, dan industri di tanar air.
"Semua bermula dari mimpi" dan DCR setidaknya telah membuka ruang untuk pemimpi itu mampu bangkit dan dia terbangun dimasa depan yang cerah. *** Selamat berjuang Sri Manila! ***