Washington (ANTARA) - Keputusan AS untuk mengirimkan rudal ATACMS jarak jauh ke Ukraina adalah kesalahan besar dengan konsekuensi serius, kata Dubes Rusia untuk AS Anatoly Antonov pada Rabu, setelah Kiev menyatakan telah menggunakan rudal tersebut untuk pertama kalinya.
"Konsekuensi dari langkah ini, yang secara sengaja disembunyikan dari publik, akan sangat serius," kata Antonov lewat layanan pesan Telegram.
Setelah liputan media yang mengatakan AS diam-diam mengirimkan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) ke Ukraina beberapa hari lalu, Gedung Putih mengkonfirmasi pada Selasa bahwa baru-baru ini mereka mengirimkan tipe ATACMS yang bisa menyerang target dengan jarak hingga 165 kilometer, ke Kiev.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy juga mengkonfirmasi bahwa pasukannya menggunakan ATACMS setelah militer melaporkan pada Selasa telah menyerang dua pangkalan udara di daerah Ukraina yang kini dikuasai Rusia.
Pasukan Khusus Ukraina mengatakan sembilan helikopter, sebuah peluncur rudal pertahanan udara, landasan pacu dan peralatan lain telah dihancurkan dekat Luhansk di Ukraina timur dan di Berdiansk di selatan, di Laut Azov, kedua daerah yang dikuasai Rusia.
Ukraina telah berkali-berkali meminta Pemerintah AS untuk memberikan ATACMS dan bersumpah tidak akan menggunakannya di wilayah Rusia. Senjata yang kuat itu disebut bisa mengubah arah perang yang telah berjalan 20 bulan yang dimulai oleh Rusia itu.
Belum terlihat keunggulan sistem misil itu untuk kemenangan Ukraina, tapi pejabat Kiev mengatakan mereka akan menekan Rusia untuk memindahkan peralatan udara utama mereka jauh di belakang garis pertempuran.
Kremlin mengatakan meski AS mengirimkan rudal ATACMS dan tank Abraham ke Ukraina, hal itu tidak akan mencegah situasi pertempuran.
"Washington secara konsisten menerapkan kebijakan yang sepenuhnya membatasi hubungan bilateral," kata Antonov yang menambahkan bahwa AS terus mendorong terjadinya konflik langsung antara NATO dan Rusia.
Sumber: Reuters
Berita Lainnya
BRK Syariah dan DPRD Bengkalis komitmen tingkatkan pendapatan masyarakat
02 December 2024 10:44 WIB
Film "Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu" siap rilis 21 November
07 November 2024 15:50 WIB
Palestina di PBB sebut larangan UNRWA, upaya Israel hapus Palestina
07 November 2024 12:36 WIB
Zeni TNI AD kirim 138 pasukan perdamaian untuk bertugas di Afrika Tengah
05 November 2024 14:14 WIB
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sebut subsidi LPG tidak berubah
04 November 2024 14:19 WIB
Norwegia kecam Israel karena melarang badan PBB UNRWA beroperasi di Palestina
29 October 2024 14:50 WIB
Mendagri ungkap komitmen Presiden Prabowo Subianto jaga stabilitas harga barang
28 October 2024 15:58 WIB
Parlemen Eropa gelar sidang bahas satu tahun agresi Israel ke Gaza
08 October 2024 10:57 WIB