Jakarta, (Antarariau.com) - APRIL diminta fokus terhadap komitmen konservasi hutan dan tenggat waktu menyerap bahan baku eksklusif dari hutan tanaman mulai tahun 2019. Komite Penasihat Pemangku Kepentingan independen merekomendasikan hal
tersebut kepada APRIL, produsen pulp dan kertas terbesar kedua di Asia.
“Komitmen-komitmen ini semakin mendapat banyak perhatian. Kami akan memantaunya dari dekat untuk menjamin perusahaan menjiwai komitmen ini sepenuhnya,” kata Ketua Komite Penasihat Pemangku Kepentingan Joe Lawson dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (24/3).
Sejak dibentuk untuk mengawal Kebijakan Pengelolaan Hutan Lestari APRIL yang diluncurkan Januari lalu, komite ini untuk pertama kali bertemu dengan manajemen pekan lalu. Setelah mengkaji kebijakan tersebut dalam pertemuan dua hari, komite
mengapresiasi keinginan kuat APRIL mendukung kegiatan konservasi di area setara dengan luas konsesi hutan tanaman industri (HTI) perusahaan, yaitu lebih dari 450.000 hektar.
Komitmen konservasi ini belum tertandingi di sektor kehutanan Indonesia. Komite juga mendorong perusahaan untuk mencapai atau mengakselerasi target penanaman tahun 2019.
Komite yang terdiri dari lima ahli kehutanan dan sosial independen akan mengikuti implementasi kebijakan APRIL dan kemajuan-kemajuan sesuai rekomendasi. Dalam pertemuan pertama, komite telah menyatakan akan memvalidasi tujuan,
komitmen,pencapaian target, dan jangka waktu kelestarian APRIL.
“Pembentukan Komite Penasihat Pemangku Kepentingan adalah sebuah perkembangan yang sangat positif. Kebijakan perusahaan menemukan isu-isu kunci kelestarian dan tugas kita menyediakan kesempatan,” kata Lawson, yang telah berkecimpung di sektor
kehutanan selama 34 tahun.
Lawson salah satu direktur dalam Programme for Endorsement of Forest Certification (PEFC), kelompok sertifikasi hutan lestari terkemuka dunia. Para anggota lain adalah Ketua Lembaga Adat Melayu Riau dan Ketua Asosiasi Tradisi Lisan Riau Al Azhar, Managing Director Grup Solusi Hutan World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) James Griffitfhs, Profesor Praktik Pembangunan Universitas James Cook, Australia, Jeff Sayer, dan Direktur Kebijakan, Kelestarian, dan
Transformasi WWF Indonesia DR Budi Wardhana.
Kebijakan APRIL merupakan ikrar perusahaan untuk konservasi, merestorasi, dan melindungi hutan yang bernilai konservasi tinggi (HCV). APRIL mengelola hutan tanaman industri secara lestari di Sumatera untuk memasok bahan baku pulp dan kertas.
Perusahaan telah menerapkan moratorium aktivitas pemanenan atau pembangunan di konsesi yang belum dilakukan kajian HCV. Perusahaan tidak akan menerima dan mengolah kayu yang datang dari konsesi HTI bernilai HCV.
Pasokan kayu APRIL selama ini merupakan kombinasi dari HTI di hutan terdegradasi yang bernilai konservasi rendah sesuai hasil kajian HCV. APRIL mengatakan, pemanenan tambahan dibutuhkan sampai tahun 2019 untuk mengisi kesenjangan pasokan. Kesenjangan pasokan akan meningkat seiring melambatnya pembangunan HTI untuk pelaksanaan kajian HCV.
Kebijakan hutan APRIL merupakan upaya agar pasokan kayu HTI antara sekarang dan tahun 2019 meningkat dengan mantap. Komite telah memahami rencana ini dan mendorong agar perusahaan bergerak lebih cepat sesuai kemampuan.
Hasil dari pertemuan dua hari tersebut termasuk:
• Pengakuan bahwa kebijakan APRIL komprehensif dan bisa dipakai sebagai dasar verifikasi komitmen kelestarian perusahaan.
• Penetapan proses kerja bahwa komite akan ikut mengatur kebijakan APRIL.
• Komitmen APRIL untuk menggabungkan rekomendasi komite dalam perusahaan.
• Kesepakatan untuk menyelenggarakan forum pemangku kepentingan publik jika dibutuhkan, dan
• Audit independen akhir tahun terhadap kinerja kelestarian APRIL.
Joe Lawson adalah anggota pada Dewan Direksi PEFC (Programme for Endorsement of Forest Certification), kelompok sertifikasi hutan lestari terkemuka di dunia.
Anggota Komite Penasehat Stakeholder lainnya adalah:
• Al Azhar, seorang tokoh masyarakat di Provinsi Riau Sumatera dan Kepala Eksekutif Lembaga Adat Melayu Riau, Pekanbaru, Indonesia. Al Azhar adalah Kepala Asosiasi Tradisi Lisan Riau.
• James Griffiths, Managing Director Forest Solutions Group di Dewan Bisnis Dunia untuk Pembangunan Berkelanjutan (WBCSD).
• Prof Jeff Sayer, Profesor dalam Praktek Pembangunan di James Cook University, Cairns, Australia.
• Dr Budi Wardhana, Direktur Kebijakan, Keberlanjutan dan Transformasi di WWF Indonesia.