Selatpanjang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Riau melalukan kunjungan ke RSUD Kabupaten Kepulauan Meranti, Rabu (23/8), terkait kesiapan menghadapi perubahan setelah adanya UU Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023.
Kepala Dinkes Riau, Zainal Arifin mengatakanperaturan tersebut disahkan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan masyarakat.
"Jadi ini dibutuhkan penataan secara mendasar, baik sarana dan prasarana (di RSUD). Termasuk dengan informasi dan rekam medik itu memang harus berubah," kata Zainal saat diwawancarai ANTARA usai melakukan kunjungan di RSUD Meranti,.
Ia menyebutkan, mereka melakukan pengecekan sistem operasional RSUD, mulai dari manajemen hingga pelayanan publik. Setelah mengetahui apa yang menjadi kebutuhan RSUD, pihaknya bisa membantu bahkan mendorong pemerintah pusat agar dapat membackup hal tersebut.
"Kami di sini hadir bersama BPRS (Badan Pengawas Rumah Sakit), sehingga untuk menjembatani masalah yang dihadapi pasien dengan manajemen rumah sakit, keluhan-keluhan itu bisa diatasi dengan baik," sebut Zainal.
Tak hanya itu, Zainal juga sempat menyinggung soal minimnya tenaga medis di RSUD Meranti. Menurutnya, Meranti sudah pernah dua kali bersurat ke provinsi terkait kebutuhan dokter Obgyn dan THT.
"Karena itu kita menghubungkan dengan universitas penghasil spesialis kedokteran di Unand (Universitas Andalas), USU (Universitas Sumatra Utara) dan sebagainya. Kita berusaha untuk supaya kebutuhan tenaga medis di rumah sakit ini bisa terpenuhi," ujarnya.
Selain memotret kondisi rumah sakit, pihaknya juga melakukan survei terhadap puskesmas yang ada di Meranti. Dengan hasil potret itu, ada beberapa rekomendasi yang diberikan kepada Direktur RSUD dan Dinas Kesehatan.
Seperti salah satunya yang dibutuhkan RSUD adalah alat terapi cuci darah (hemodialisa). Menurut dia, jangan sampai warga Meranti karena tidak ada hemodialisa, mereka harus berobat ke Pekanbaru sehingga banyak biaya yang dikeluarkan.
"Kalau untuk kebutuhan saat ini sudah mencukupi, tapi kita lebih membutuhkan pengembangan agar pelayanan kepada masyarakat semakin maksimal,. Contohnya saja soal hemodialisa itu, kalau ada alatnya disini mungkin biayanya lebih murah," ungkap Zainal.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti, Muhammad Fahri mengungkapkan masih banyak kekurangan yang harus dipenuhi untuk meningkatkan pelayanan di rumah sakit. Diantaranya seperti peralatan medis, anggaran dan juga usulan yang mungkin dari bantuan keuangan (Bankeu) ataupun fasilitasi dari kementerian.
"Sehingga dengan itu, kami mudah meminta atau memohon untuk supaya dipenuhi apa yang menjadi kebutuhan di Meranti," kata Fahri.
Bukan hanya RSUD, lanjut Fahri, seluruh Puskesmas dan Pustu juga disampaikan soal kebutuhan yang diperlukan. Seperti ambulan dan ambulan laut yang dibutuhkan untuk mempermudah akses masyarakat yang berada di luar kabupaten.
"Itu menjadi catatan mereka (Dinkes Riau) dan ini juga menjadi acuan kita agar bisa melengkapi semuanya. Baik dari sumber daya manusia (SDM), Sapras, peralatan, dan obat-obatan," ujarnya lagi.
Fahri mengaku kebutuhan yang diusulkan hampir seluruhnya menjadi prioritas. Tetapi yang paling prioritas untuk kebutuhan masyarakat saat ini adalah rujukan, sehingga dengan itu tentu membutuhkan ambulan laut dan darat.
"Disitu kita harus memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat," tutur Fahri.
Fahri juga tak menampik jika RSUD sangat membutuhkan alat hemodialisa, dokter spesialis dan peralatan kesehatan yang memadai. Sembari menunggu itu terealisasi, pihaknya juga saat ini terus memperbaiki komunikasi antara rumah sakit dengan masyarakat, sehingga semuanya itu bisa balance dan sinkron.
"Ini semua sebagai upaya memajukan pelayanan kesehatan di Meranti. Namun ini juga tidak semudah meminta sesuatu langsung terwujud. Itu butuh proses dan kajian sehingga kebutuhan itu memang benar-benar urgent di Meranti," pungkasnya.
Berita Lainnya
Ada 1.151 kasus HIV/AIDS di Riau
13 December 2024 6:10 WIB
Dinkes Riau turunkan tenaga medis dukung proses pencoblosan Pilkada 2024
25 November 2024 17:12 WIB
Riau terima bantuan obat-obatan malaria dari Kemenkes RI
15 October 2024 8:35 WIB
Dinkes Riau temukan 44 kasus malaria di Inhil
04 October 2024 23:18 WIB
KLB Malaria di Desa Kuala Selat Inhil
02 October 2024 20:06 WIB
Ada 860 kasus DBD pada Januari-Mei 2024 di Riau, satu tewas
15 July 2024 21:54 WIB
Dinkes DKI larang warga pakai atap asbes karena bisa picu sejumlah penyakit
07 May 2024 15:59 WIB
Dua petugas KKPS di Riau meninggal
19 February 2024 6:12 WIB