Singapura (ANTARA) - Harga minyak relatif tidak berubah di awal perdagangan Asia pada Jumat, karena pasar menunggu kejelasan tentang langkah kebijakan minyak OPEC dan sekutu berikutnya setelah pesan yang saling bertentangan membuat sulit untuk memprediksi hasil pertemuan minggu depan.
Minyak mentah berjangka Brent turun 4 sen menjadi diperdagangkan di 76,22 dolar AS per barel pada pukul 00.22 GMT, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 9 sen atau 0,1 persen menjadi diperdagangkan di 71,92 dolar AS per barel.
Harga minyak acuan telah menetap lebih dari dua dolar AS per barel lebih rendah pada Kamis (25/5/2023), setelah Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengecilkan prospek pemotongan produksi OPEC+ lebih lanjut pada pertemuannya di Wina pada 4 Juni.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Rabu (24/5/2023) bahwa harga energi mendekati tingkat yang "dibenarkan secara ekonomi", juga menunjukkan tidak akan ada perubahan langsung pada kebijakan produksi grup.
Pernyataan mereka kontras dengan komentar minggu ini dari Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman, pemimpin de facto Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), memperingatkan agar short sellers atau mereka yang bertaruh harga minyak akan turun untuk "berhati-hati".
Beberapa investor menafsirkan bahwa itu sebagai sinyal OPEC+ dapat mempertimbangkan pengurangan produksi lebih lanjut.
Pasar terus mengamati pembicaraan utang AS, karena Presiden AS Joe Biden dan anggota kongres utama dari Partai Republik Kevin McCarthy tampaknya mendekati kesepakatan untuk memotong pengeluaran dan menaikkan plafon utang.
Mempertahankan harga minyak, dolar sedikit lebih tinggi, menguat untuk sesi kelima berturut-turut terhadap sekeranjang mata uang utama, karena data AS menunjukkan ekonomi yang tangguh bahkan setelah siklus kenaikan suku bunga yang agresif oleh Federal Reserve.
Greenback yang lebih kuat membuat komoditas berdenominasi dolar lebih mahal bagi mereka yang memegang mata uang lain, mengurangi permintaan.
Komentar baru-baru ini dari pejabat Fed mengindikasikan anggota terpecah tentang apakah akan mempertahankan kenaikan suku bunga atau tidak, dengan kemungkinan kenaikan suku bunga 25 basis poin dari Fed pada pertemuan Juni.
Baca juga: Harga minyak turun di awal sesi Asia karena ketidakpastian utang AS
Baca juga: Harga minyak naik di sesi Asia, dipicu pelemahan dolar, kekhawatiran pasokan
Berita Lainnya
Bucks berhasil maju ke perempat final NBA Cup
04 December 2024 16:52 WIB
Trafik broadband Telkomsel melonjak selama pilkada
04 December 2024 16:37 WIB
Alwi Farhan bernostalgia dalam pertandingan Kejurnas PBSI 2024
04 December 2024 16:30 WIB
BMKG: Selama setahun wilayah NTB diguncang 7.000 gempa bumi
04 December 2024 16:24 WIB
PBB peringatkan situasi dan kondisi di Suriah sangat fluktuatif dan berbahaya
04 December 2024 16:06 WIB
Pelaku UMKM di Siak terima wakaf gerobak dari program CWLD Seri-002 YBRKS
04 December 2024 15:58 WIB
Grup idola SEVENTEEN jadi salah satu penampil di Billboard Music Awards 2024
04 December 2024 15:36 WIB
PalmCo business cockpit, pionir transformasi digital BUMN Perkebunan menuju world class agriculture company
04 December 2024 15:26 WIB