Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Ekonomi Politik IPB sekaligus salah satu pendiri lembaga kajian ekonomi Indef Didin S. Damanhuri menyebut implementasi konsep Nusantaranomics akan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi di atas 8 persen.
Di sela Simposium dan Lokakarya Nasional Nusantaranomics di Jakarta, Senin, Didin mengungkapkan konsep Nusantaranomics akan lebih memprioritaskan ekonomi lokal yang saat ini sudah mulai dijalankan pemerintah meski konsepnya belum secara resmi diadopsi.
"Kalau sekarang kan belum diadopsi, jadi kita sampaikan tawaran ini tapi Presiden Jokowi ternyata sudah merespons bahwa ekonomi lokal, UMKM, semacam Nusantaranomics itu akan diprioritaskan sangat tinggi ke depan,” katanya.
Didin menuturkan ada tiga ciri Nusantaranomics yang dapat membentuk konstruksi perekonomian yang lebih tangguh ke depan.
Ekonom senior itu juga menyebut ketiga ciri konsep Nusantaranomics mulai terimplementasikan di daerah-daerah.
Ketiga ciri itu adalah pertama, tidak ada pertentangan antara pertumbuhan dan pemerataan; kedua, tidak ada pertentangan soal materialisme dan spiritualisme di mana nilai tradisi agama harus sejalan dengan capaian ekonomi; dan ketiga, kepedulian terhadap pertumbuhan yang berkelanjutan dan memperhatikan kelestarian ekologis.
"Menurut saya, kalau tidak ada kebocoran karena sangat memperhatikan amanah untuk tidak korupsi, tidak merusak lingkungan dan nilai tradisi keagamaan bisa jadi pendorong kemajuan, maka pertumbuhan yang rata-rata sekitar 5 persen di era reformasi, kalau ini diadopsi (Nusantaranomics) saya rasa bisa di atas 8 persen,” ungkapnya.
Konsep Nusantaranomics yang dikembangkan Didin merupakan model pendekatan ekonomi politik heterodoks ala Indonesia yang memiliki kemiripan karakteristik dengan konsep ekonomi solidaritas (The Solidarity Economy).
Dengan konsep tersebut, kebijakan ekonomi di setiap daerah tidak perlu seragam karena disesuaikan dengan potensi daerah. Misalnya daerah dengan potensi sumber daya alam, sumber daya entrepreneur, sumber daya politik hingga tenaga kerja.
"Jadi berbeda-beda. Oleh karena itu perlu disesuaikan. Akan tetapi, daerah tertentu dengan sumber daya yang kurang, butuh keterampilan atau sumber daya alamnya sangat miskin itu nanti ada subsidi silang,” imbuhnya.
Sebagai contoh, Papua dengan potensi emas, tembaga, kehutanan dan perikanan. Demikian pula Jawa Barat atau Jawa Tengah dengan potensi tenaga kerja dan entrepreneurnya.
Didin menilai dengan konsep tersebut, pembangunan ekonomi akan memprioritaskan ekonomi lokal di daerah masing-masing. Ia juga menilai konsep Nusantaranomics sangat tidak suka dengan regulasi yang mencari keuntungan sendiri.
Hal itu pun sejalan dengan arahan Presiden Jokowi untuk mendorong ekonomi domestik untuk bisa mengurangi impor.
"Kalau ini jadi gerakan nasional, yang kebocoran (akibat korupsi) selama ini hasil studi 30-60 persen, itu bisa dikurangi jadi hanya 10 persen saja. Bayangkan itu dampaknya, multiplier effect terhadap perekonomian nasional. Itu yang saya bilang pertumbuhan bisa sampai di atas 8 persen,” kata Didin S. Damanhuri.
Baca juga: BI: Cadangan devisa Indonesia Januari 2023 meningkat jadi 139,4 miliar dolar AS
Baca juga: BI catat uang beredar Desember tumbuh 8,3 persen, capai Rp8.525,5 triliun
Berita Lainnya
Menteri ESDM Bahlil sebut kenaikan PPN 12 persen tak pengaruhi harga BBM
19 December 2024 16:58 WIB
Prof Haedar Nashir terima anugerah Hamengku Buwono IX Award dari UGM
19 December 2024 16:35 WIB
NBA bersama NBPA hadirkan format baru untuk laga All-Star 2025
19 December 2024 16:16 WIB
PPN 12 persen, kebijakan paket stimulus dan dampak terhadap ekonomi
19 December 2024 15:53 WIB
Pertamina Patra Niaga siap lanjutkan program BBM Satu Harga di 2025
19 December 2024 15:47 WIB
BNPT-PBNU sepakat terus perkuat nilai Pancasila cegah ideologi radikalisme
19 December 2024 15:38 WIB
Maskapai Garuda Indonesia tambah pesawat dukung operasional di liburan
19 December 2024 15:19 WIB
Kemenekraf berkolaborasi untuk bantu promosikan produk kreatif
19 December 2024 14:52 WIB