Turki menyatakan tak dukung Swedia bergabung ke NATO jika terus serang Al Quran

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, Turki

Turki menyatakan tak dukung Swedia bergabung ke NATO jika terus serang Al Quran

Arsip - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyampaikan keterangan kepada wartawan dalam konferensi pers KTT G20 di Media Center, BICC, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (16/11/2022). (ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Aditya Pradana Putra/nym/pri.)

Ankara (ANTARA) - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan tidak akan memberi lampu hijau untuk Swedia bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) selama negara itu terus menyerang kitab suci Islam, Al Quran.

"Kami tidak akan mengatakan ya untuk (Swedia) masuk ke NATO selama Anda mengizinkan kitab suci kami, Al Quran, untuk dibakar, disobek-sobek, dan dihancurkan dengan (persetujuan) petugas keamanan Anda," kata Erdogan, pada Rabu.

Dia merujuk pada pembakaran Al Quran baru-baru ini di ibu kota Swedia, Stockholm.

“Kami mengikuti dengan cermat perkembangan mengenai proses perluasan NATO. Pandangan kami tentang Finlandia positif, tetapi tidak untuk Swedia,” kata Erdogan, mengindikasikan kesediaan Turki untuk mendukung pengajuan diri Finlandia ke NATO secara terpisah dari Swedia.

Pernyataan Erdogan muncul setelah ekstremis Denmark-Swedia Rasmus Paludan membakar salinan Al Quran pada dua kesempatan terpisah, yang pertama di luar Kedutaan Besar Turki di Stockholm, dan kemudian di depan sebuah masjid di Denmark.

Paludan juga mengatakan akan membakar kitab suci umat Islam itu setiap Jumat sampai Swedia diterima di NATO.

Swedia dan Finlandia secara resmi mendaftar untuk bergabung dengan NATO Mei lalu--sebuah keputusan yang dipicu oleh perang Rusia di Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari 2022.

Di bawah memorandum yang ditandatangani Juni lalu antara Turki, Swedia, dan Finlandia, kedua negara Nordik itu berjanji untuk mengambil langkah-langkah melawan teroris untuk mendapatkan keanggotaan dalam aliansi NATO.

Dalam perjanjian tersebut, Swedia dan Finlandia setuju untuk tidak memberikan dukungan kepada kelompok teroris seperti PKK dan cabangnya, serta Organisasi Teroris Fetullah (FETO), dan mengekstradisi tersangka teror ke Turki.

Kesepakatan bulat dari semua anggota NATO, termasuk Turki yang merupakan anggota selama lebih dari 70 tahun, diperlukan agar setiap anggota baru dapat diterima di aliansi.

Baca juga: Ternyata Swedia kritik pembakaran Al Quran tetapi izinkan aksi itu

Baca juga: Gempa magnitudo 6,0 guncang wilayah Turki bagian barat


Sumber: Anadolu