Jakarta (ANTARA) - Satelit telekomunikasi APSTAR-6E milik China baru-baru ini memisahkan diri dari modul propulsi independennya, memulai perjalanan perubahan orbit yang digerakkan secara elektrik, demikian menurut China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC), pengembang satelit tersebut.
Satelit itu diluncurkan menggunakan roket pengangkut Long March-2C dari Pusat Peluncuran Satelit Xichang pada 13 Januari, dan berhasil memasuki orbit yang direncanakan.
Sebagai satelit komersial ekonomis generasi baru dengan kinerja tinggi, efisiensi tinggi, dan kinerja biaya yang tinggi, APSTAR-6E merupakan satelit pertama China yang mengubah seluruh orbitnya secara otomatis, sebut CASC.
Setelah terpisah dari modul propulsi independennya, satelit tersebut akan dipindahkan ke orbit sinkron dengan dua sistem propulsi listriknya.
Satelit itu akan digunakan terutama untuk menyediakan layanan komunikasi pita lebar (broadband) dengan throughput tinggi dan hemat biaya bagi kawasan Asia Tenggara.
Baca juga: Satelit nano pertama karya anak bangsa Indonesia berhasil mengorbit di LEO
Baca juga: Korut konfirmasi uji satelit mata-mata "penting" pada peluncuran April 2023
Berita Lainnya
Ricky apresiasi perjuangan tim putri Indonesia capai final Piala Uber 2024
04 May 2024 16:30 WIB
ICC: Ancaman terhadap keputusan Mahkamah bisa dianggap sebagai suatu kejahatan
04 May 2024 16:26 WIB
LPEM UI prediksi ekonomi Indonesia tumbuh 5,15 persen pada kuartal I 2024
04 May 2024 15:41 WIB
Mahasiswa pro-Palestina di Univ. Princeton mulai lakukan aksi mogok makan
04 May 2024 15:34 WIB
Food Station pastikan stok beras aman seiring masuknya masa panen di daerah
04 May 2024 15:28 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo ingatkan ancaman kemajuan teknologi bagi peradaban
04 May 2024 14:54 WIB
Empat stadion dan lapangan di Bali jadi lokasi latihan di Piala Asia Putri U-17
04 May 2024 14:44 WIB
UNRWA sebut perang di Jalur Gaza sama dengan perang terhadap perempuan
04 May 2024 14:38 WIB