Jakarta (ANTARA) - Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) akan menggelontorkan beras Bulog hingga panen raya tiba dalam upaya menstabilkan harga beras di tingkat konsumen.
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, mengatakan langkah stabilisasi ini akan terus ditingkatkan sampai dengan panen raya padi tahun ini yang diperkirakan jatuh pada Februari-Maret.
"Sekarang waktunya kami mengeluarkan beras Bulog melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Presiden memonitor dan memerintahkan langsung Badan Pangan Nasional, Kemendag, dan Bulog untuk stabilisasi sampai dengan panen raya," kata Arief.
Arief menyebutkan penyaluran beras medium melalui program KPSH tersebut bersumber dari cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Bulog yang berasal dari pembelian langsung, baik yang dibeli dengan menggunakan harga pembelian pemerintah (HPP), harga fleksibilitas, pengalihan stok komersial, maupun pengadaan dari luar atas penugasan pemerintah.
"Saat ini sampai panen raya, kamiminta Bulog untuk mengeluarkan stok CBP yang ada di gudang, termasuk mengeluarkan beras dari luar yang sudah masuk bersamaan dengan stok beras lokal yang dimiliki Bulog. Saat ini waktunya kamikeluarkan untuk stabilisasi pasokan dan harga beras nasional, jangan ditahan,” tegasnya.
Arief menjelaskan saat ini pemerintah telah melakukan pengadaan beras dari luar negeri sebanyak 98 ribu ton dari target 200 ribu ton. Jumlah ini menambah stok CBP yang ada di Bulog dan akan disalurkan hanya untuk kegiatan SPHP.
Berdasarkan data sampai dengan 12 Januari 2023, total stok beras Bulog saat ini sebanyak 341 ribu ton yang terdiri dari 333 ribu ton atau 97,9 persen stok CBP dan 7,1 ribu ton atau 2 persen stok komersial. Dari 333 ribu ton CBP tersebut, 5 persennya atau 98 ribu ton adalah stok pengadaan dari luar, sedangkan 95 persennya stok pengadaan dalam negeri dan lainnya.
Sampai dengan 11 Januari 2023, Bulog telah merealisasikan penyaluran SPHP sebanyak 26 ribu ton di seluruh Indonesia, dengan realisasi di wilayah DKI Jakarta dan Banten 2,7 ribu ton.“Angka ini akan terus ditingkatkan dan dilakukan secara merata di seluruh Indonesia sampai dengan panen raya,” ujarnya.
Arief mengatakan stok beras nasional di akhir tahun 2022 dan di awal tahun 2023 masih belum menutupi kebutuhan per bulan. Hal ini berdasarkan perhitungan Kerangka Sample Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) dari angka panen akhir tahun 2022 dan Januari 2023, serta dibandingkan dengan kebutuhan beras nasional per bulan.
"Februari mulai panen besar. November 2022 panen sebanyak 1,9 juta ton, Desember 2022 sebanyak 1,4 juta ton, Januari diperkirakan panen 1,3 juta ton dan panen di Februari meningkat sebanyak 4,3 juta ton. Jadi kita harus atur dan jaga betul stok dan pengaturan realisasi SPHP-nya, karena seperti kita ketahui kebutuhan beras nasional adalah 2,5 juta ton per bulan,” terangnya.
Baca juga: Bulog catat pelaksanaan operasi pasar beras 2022 terbesar capai 1,2 juta ton
Baca juga: Badan Pangan Nasional menyatakan stok beras Bulog idealnya 1,2 juta ton
Berita Lainnya
Lemkapi minta seluruh kapolda bantu Kementan untuk capai swasembada pangan
27 April 2024 16:32 WIB
Nicholas Saputra mengaku belajar banyak dari serial "Secret Ingredient"
27 April 2024 16:03 WIB
LPAI serukan pemerintah blokir gim daring yang mengandung unsur kekerasan
27 April 2024 15:50 WIB
Ganda putri Lanny/Ribka gandakan keunggulan Indonesia atas Hong Kong
27 April 2024 15:40 WIB
Oppo A60 hadir dengan Snapdragon 680 dan kamera utama 50 MP
27 April 2024 15:33 WIB
Tim SAR perluas pencarian penumpang yang jatuh dari KMP Reinna
27 April 2024 15:27 WIB
Anies Baswedan hormati langkah PKB dan NasDem gabung koalisi Prabowo-Gibran
27 April 2024 15:14 WIB
Houthi akui anggotanya serang kapal tanker Inggris dan tembak jatuh drone AS
27 April 2024 15:07 WIB