Intermediasi Perbankan Syariah Riau Melambat

id intermediasi, perbankan syariah, riau melambat

 Intermediasi Perbankan Syariah Riau Melambat

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Bank Indonesia menyatakan pertumbuhan perbankan syariah di Provinsi Riau tahun 2013 cenderung melambat yang tercermin dari melambatnya kinerja intermediasi dan kualitas pembiayaan.

Berdasarkan laporan BI Perwakilan Provinsi Riau di Pekanbaru, Senin hingga triwulan III/2013 aset perbankan syariah mencapai Rp5,42 triliun dan memang naik 7,85 persen terhadap triwulan II (qtq) dan naik 27,9 persen dibandingkan triwulan III tahun lalu (yoy).

Peningkatan aset didorong oleh meningkatkan dana yang dihimpun menjadi Rp3,94 triliun atau tumbuh 7,17 persen (qtq) dan 22,93 persen (yoy). Diantaranya berasal dari tahungan yang naik 7,93 persen (qtq) dan giro sebesar 11,64 persen, sehingga komponen tabungan mendominasi struktur dana perbankan syariah di Riau sebesar 55,41 persen.

Hanya saja, Kepala Kantor BI Perwakilan Riau Mahdi Muhammad mengatakan intermediasi perbankan syariah pada triwulan III mengalami penurunan yang tercermin dari menurunnya rasio FDR dari 88,7 persen menjadi 85,37 persen (qtq).

Begitu juga dengan kualitas pembiayaan yang cenderung memburuk yang tercermin dari peningkatan rasio NPF atau kredit bermasalah, yaitu dari 3,89 persen menjadi 4,38 persen.

"Rasio NPF perbankan syariah tercatat lebih tinggi dari rasio NPL secara umum, sehingga perlu mendapat perhatian perbankan syariah," ujarnya.

Padahal, ia mengatakan jumlah dana pembiayaan syariah meningkat jadi Rp3,36 triliun atau naik 3,14 persen (qtq) dan 22,28 persen (yoy).