Korsel denda Tesla sebesar 2,2 juta dolar AS

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, Tesla,otomotif

Korsel denda Tesla sebesar 2,2 juta dolar AS

Arsip foto - Logo Tesla terlihat di sebuah mobil di tengah hujan di wilayah Manhattan, New York City, New York, AS, Rabu (5/5/2021). (ANTARA/REUTERS/Carlo Allegri/am.)

Jakarta (ANTARA) - Komisi Perdagangan Adil Korea (KFTC) mengatakan akan mengenakan denda sebesar 2,85 miliar won (2,2 juta dolar) pada Tesla Inc karena gagal memberi tahu pelanggannya tentang jarak tempuh kendaraan listrik (EV) yang lebih pendek dalam suhu rendah.

Menurut laporan Reuters, Rabu, KFTC mengatakan bahwa Tesla telah melebih-lebihkan keterangan "jarak mengemudi mobilnya dengan sekali pengisian daya, penghematan biaya bahan bakarnya dibandingkan dengan kendaraan bensin serta kinerja Superchargernya" di situs web resmi lokalnya sejak Agustus 2019 hingga saat ini.

Jarak mengemudi mobil pabrikan EV AS tersebut di cuaca dingin turun hingga 50,5 persen dibandingkan dengan bagaimana mereka diiklankan secara daring, menurut KFTC.

Tesla tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.

Di situs webnya, Tesla memberikan tip mengemudi musim dingin, seperti mengkondisikan kendaraan dengan sumber daya eksternal, dan menggunakan aplikasi Energy yang diperbarui untuk memantau konsumsi energi, tetapi tidak menyebutkan hilangnya jarak mengemudi pada suhu di bawah nol.

Pada tahun 2021, Citizens United for Consumer Sovereignty, sebuah grup konsumen Korea Selatan, mengatakan jarak mengemudi sebagian besar EV turun hingga 40 persen dalam suhu dingin saat baterai perlu dipanaskan.

Tahun lalu, KFTC mendenda pembuat mobil Jerman Mercedes-Benz dan unitnya di Korea sebesar 20,2 miliar won karena iklan palsu yang terkait dengan emisi gas kendaraan penumpang dieselnya.

Tantangan kinerja kendaraan listrik pada suhu ekstrem sudah diketahui secara luas, meskipun EV populer di pasar seperti Norwegia, di mana empat dari lima kendaraan yang terjual tahun lalu bertenaga baterai, dipimpin oleh Tesla.

Sebuah studi tahun 2020 terhadap 4.200 EV yang terhubung dari semua merek oleh penyedia telematika yang berbasis di Kanada, Geotab, menemukan bahwa sebagian besar model memiliki penurunan jangkauan yang serupa dalam cuaca dingin, terutama karena baterai juga digunakan untuk memanaskan mobil bagi pengemudi dan penumpang.

Baca juga: Hyundai Motor Group akan percepat transisi ke kendaraan listrik di 2023

Baca juga: Perusahaan otomotif asal China, Geely jadi pemilik utama dari Meizu Technology